Determinasi Perawatan Pencegahan Kanker Paru-paru di Antara Masyarakat American Indian dan Alaska Native
Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian di antara masyarakat AI/AN dengan tingkat merokok tertinggi. Meskipun beberapa rekomendasi untuk skrining ada, adopsinya rendah di kalangan mereka. Penelitian ini mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dalam akses perawatan pencegahan dan menunjukkan kebutuhan akan program yang lebih sensitif terhadap budaya.
Lung cancer merupakan penyebab utama kematian terkait kanker di antara masyarakat American Indian dan Alaska Native (AI/AN), di mana insidensinya tetap tinggi dibandingkan dengan kelompok ras dan etnis lainnya di AS. AI/AN juga memiliki tingkat merokok tertinggi, yang merupakan faktor risiko utama untuk kanker paru-paru. Meskipun insidens kanker paru-paru di populasi umum AS menurun, penurunan ini lebih lambat pada komunitas AI/AN, terutama di beberapa wilayah seperti Dataran Utara dan Selatan, Alaska, dan Pantai Pasifik.
Masyarakat AI/AN menghadapi berbagai tantangan dalam mengakses perawatan pencegahan, termasuk skrining kanker paru-paru (LCS) dan layanan penghentian merokok. Skrining dengan menggunakan CT scan dada dengan dosis rendah bisa mengurangi angka kematian dari kanker paru-paru hingga 20%, terutama jika dikombinasikan dengan upaya berhenti merokok. Meskipun rekomendasi ini ada, adopsi LCS di kalangan populasi AI/AN masih rendah. Beberapa faktor sosial—seperti akses kesehatan, ketidakpercayaan medis, dan kurangnya sumber daya yang sesuai budaya—menghambat tingkat skrining yang lebih tinggi.
Penelitian terbaru oleh Dr. Matthew Triplette dan tim yang dipublikasikan dalam Preventive Medicine Report bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan dan pendorong yang mempengaruhi partisipasi individu AI/AN dalam perawatan pencegahan kanker paru-paru. Penelitian ini penting karena mengatasi tantangan unik yang dihadapi AI/AN yang tinggal di lingkungan perkotaan, di mana akses ke layanan kesehatan yang sesuai budaya juga terbatas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran, menggandeng peserta AI/AN berusia 40 tahun ke atas dengan riwayat merokok minimal 10 tahun. Kumpul-kumpul dan wawancara dilakukan untuk menggali pengalaman peserta terhadap penggunaan tembakau dan interaksi mereka dengan sistem kesehatan. Selama penelitian, beberapa hambatan muncul, termasuk kurangnya kesadaran tentang skrining kanker paru-paru, masalah akses, dan ketakutan akan diagnosis kanker.
Meskipun ada hambatan, peserta menunjukkan minat dalam intervensi kesehatan yang sesuai budaya. Banyak yang ingin program yang dirancang oleh dan untuk masyarakat AI/AN, karena ini dianggap dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam perawatan pencegahan. Penemuan ini menyoroti pentingnya mengatasi hambatan logistik dan aspek emosional yang lebih kompleks terkait penggunaan tembakau dan akses ke perawatan kesehatan.
Studi ini menunjukkan perlunya program pencegahan kanker paru-paru yang sensitif budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik populasi AI/AN. Intervensi harus mengatasi tidak hanya hambatan logistik, tetapi juga kepercayaan medis yang rendah dan kompleksitas emosional terkait penggunaan tembakau. Layanan pendamping pasien juga dapat sangat membantu dalam mengarahkan individu dalam sistem kesehatan.
Penelitian masa depan harus mengembangkan model perawatan yang mengintegrasikan penghentian merokok dan skrining kanker paru-paru dengan dukungan komunitas. Memasukkan praktik budaya dan tradisional AI/AN dalam penyampaian layanan kesehatan dapat meningkatkan partisipasi dalam LCS dan program penghentian merokok. Kolaborasi dengan komunitas kunci dan metode penelitian partisipatif juga sangat penting untuk keberhasilan intervensi ini.
Lung cancer atau kanker paru-paru adalah masalah kesehatan serius di kalangan American Indian dan Alaska Native (AI/AN), di mana insidensinya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain. Sementara insidensi kanker paru-paru menurun di populasi umum, AI/AN menghadapi tantangan dalam mengakses layanan pencegahan. Tema utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan individu AI/AN untuk mendapatkan perawatan pencegahan, khususnya terkait kanker paru-paru. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hambatan dalam akses perawatan kesehatan dan mengeksplorasi solusi potensial dengan pendekatan yang sensitif terhadap budaya AI/AN. Ada penekanan pada pentingnya layanan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi masyarakat ini, terutama di daerah perkotaan di mana mereka kurang terlayani.
Keberhasilan intervensi untuk mencegah kanker paru-paru di kalangan AI/AN sangat bergantung pada pemahaman mendalam akan hambatan yang mereka hadapi. Fokus pada pembuatan layanan kesehatan yang sesuai budaya, mengatasi ketidakpercayaan, dan memastikan dukungan dalam akses perawatan dapat meningkatkan tingkat partisipasi dalam skrining dan menghentikan merokok. Integrasi praktik budaya dalam perawatan kesehatan dan pengembangan model perawatan berkelanjutan penting untuk meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan.
Sumber Asli: www.fredhutch.org
Post Comment