Loading Now

Kebutuhan Pekerja Kesehatan Komunitas untuk Pencegahan Kanker Serviks di Zimbabwe

Kanker serviks menjadi masalah serius di Zimbabwe, dengan hanya 20% akses ke layanan skrining. Umboe Clinic, yang melayani sekitar 10.000 orang, hanya memiliki dua petugas terlatih untuk pencegahan kanker. Zimbabwe berencana menggandakan tenaga kesehatan hingga 128.000 pada 2028 dan memperkenalkan tes HPV DNA untuk meningkatkan deteksi dini kanker serviks.

Umboe Clinic terletak sekitar 200 kilometer dari Harare, ibu kota Zimbabwe. Untuk sampai ke klinik ini, setelah Chinhoyi, jalan yang ada menjadi tidak beraspal, membuat perjalanan semakin sulit. Bangunan tua klinik ini memiliki sedikit perabotan dan dilengkapi dengan pesan kesehatan yang ditulis tangan. Klinik ini melayani sekitar 10.000 warga, dengan desa terjauh berjarak 14 kilometer.

Nurse Josephine Matare adalah salah satu dari dua petugas kesehatan terlatih dalam pencegahan dan skrining kanker serviks di klinik ini. Setelah 10 tahun bekerja di rumah sakit provinsi, dia memilih kembali untuk melayani komunitasnya. Namun, daerah terpencil seperti ini kesulitan mempertahankan tenaga kesehatan karena gaji rendah dan tantangan lainnya. Matare telah bekerja di sini selama 3 tahun.

Kanker serviks menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Zimbabwe, menempati urutan keempat dalam angka kejadian dan kematian global. Setiap tahun, sekitar 3.043 wanita didiagnosis dengan kanker serviks dan 1.976 dari mereka tidak selamat. Walaupun Zimbabwe sudah memiliki program skrining, akses masih tidak merata; hanya 20% populasi memiliki akses ke layanan ini.

Pada akhir 2023, Zimbabwe memperkenalkan tes HPV DNA, metode skrining yang lebih akurat. Sekitar 200 klinik, termasuk Umboe, menerima kit pengambilan sampel mandiri. Matare menyatakan bahwa ini mempermudah wanita untuk menguji diri mereka di rumah, namun tantangan stigma masih ada. Setelah pengambilan sampel, hasilnya dikirim ke laboratorium di Rumah Sakit Provinsi Chinhoyi, di mana lebih dari 3.000 sampel telah diuji meskipun ada masalah pemadaman listrik.

Menteri Kesehatan Zimbabwe, Douglas Mombeshora, menjelaskan bahwa negara menghadapi tantangan dalam menghilangkan kanker serviks akibat kekurangan petugas kesehatan. Zimbabwe saat ini memiliki 64.000 tenaga kesehatan dan memerlukan jumlah tersebut untuk digandakan, dengan tujuan mencapai 128.000 pada tahun 2028. Mombeshora juga menambahkan perlunya insentif bagi petugas agar dapat bertahan di daerah terpencil.

Di pinggiran Harare, beberapa komunitas bergantung pada advokat untuk mendapatkan informasi kesehatan. Salah satunya adalah Tariro, seorang penyintas kanker serviks yang mengelola pusat komunitas remaja untuk mengedukasi tentang gaya hidup sehat dan pentingnya imunisasi HPV.

Zimbabwe meluncurkan program vaksinasi HPV nasional pada tahun 2018, dan lebih dari 1 juta gadis telah divaksinasi. Meskipun ada kendala akibat pandemi COVID-19, Zimbabwe berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi dengan kampanye yang terintegrasi untuk menjangkau gadis yang tidak bersekolah. Program ini juga memerlukan banyak tenaga kesehatan untuk keberhasilannya.

Kembali ke Umboe Clinic, Matare merasa tersentuh saat mendengar pujian untuk petugas kesehatan garis depan. Dia merasa optimis karena ada pelatihan untuk petugas baru di rumah sakit provinsi dan berharap lebih banyak dukungan akan datang dalam beberapa bulan mendatang.

Kanker serviks adalah masalah kesehatan global yang signifikan, dan di Zimbabwe, angka kejadian serta kematian akibat penyakit ini tinggi. Meskipun ada upaya untuk menyediakan layanan skrining dan vaksinasi, masih banyak wilayah yang tidak terlayani dengan baik. Program vaksinasi dan skrining baru diperkenalkan untuk memerangi penyakit ini, namun Papua juga berhadapan dengan tantangan struktural, seperti kekurangan tenaga kesehatan.

Zimbabwe perlu meningkatkan jumlah tenaga kesehatan untuk meningkatkan layanan pencegahan dan skrining kanker serviks, dengan target menggandakan jumlah petugas yang ada. Selain itu, edukasi masyarakat dan pengenalan tes baru diharapkan dapat memperbaiki akses layanan kesehatan. Keterlibatan masyarakat, seperti dari penyintas kanker, penting dalam meningkatkan kesadaran dan upaya pencegahan.

Sumber Asli: www.who.int

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment