Pencegahan Kanker
Penelitian
ASIA, CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, DISEASE PREVENTION, GRENADA, HPV VACCINE, KOREA, SOUTH, MEDICINE, NORTH AMERICA, RESEARCH, SCHOOL OF MEDICINE, SEOUL, SGU, ST. GEORGE ' S UNIVERSITY, ST. GEORGE ’, UNITED STATES, WEST INDIES, WORLD HEALTH ORGANIZATION
Ines Alvarez
0 Comments
Mitos Vaksin HPV dan Upaya Pencegahan Kanker Serviks di Korea Selatan
Vaksin HPV sangat penting dalam mencegah kanker serviks, dengan berbagai mitos yang perlu diluruskan. Sebuah laporan menunjukkan tingginya insiden kanker serviks di Korea Selatan. SGU berfokus pada edukasi untuk meningkatkan penerimaan vaksin dan mengurangi dampak penyakit ini. Vaksinasi dianjurkan bagi semua gender dan usia muda untuk efektivitas maksimal.
Seoul, Korea Selatan – 14 Januari 2025 – Kanker serviks merupakan kanker paling umum keempat di kalangan wanita secara global, tetapi sering kali terabaikan. Lebih dari 3000 wanita Korea didiagnosis dengan kanker serviks setiap tahun, dengan lebih dari 1000 kasus berakhir fatal. Di Korea Selatan, kanker serviks adalah kanker paling umum ketiga bagi perempuan usia 15-44 tahun.
Vaksin human papillomavirus (HPV) memberikan perlindungan efektif terhadap kanker serviks dan penyakit terkait HPV. Namun, mitos dan informasi keliru sering menghambat penerimaan publik terhadap vaksin ini. Universitas St. George (SGU) di Grenada menggarisbawahi mitos umum tentang vaksin HPV dan fakta yang dapat menggugurkan mitos tersebut.
Salah satu mitos adalah bahwa vaksinasi HPV hanya untuk wanita. Meskipun kanker serviks lebih banyak menyerang perempuan, HPV juga dapat menyebabkan kanker tenggorokan yang dapat mempengaruhi semua gender. Vaksinasi baik untuk anak laki-laki dan perempuan berfungsi untuk mengurangi penyebaran HPV secara keseluruhan. WHO merekomendasikan vaksinasi untuk anak berusia 9-14 tahun sebelum terpapar virus.
Mitos lain adalah bahwa vaksin HPV tidak aman. Riset selama beberapa dekade serta jutaan vaksinasi telah membuktikan keamanan vaksin ini. Efek samping yang paling umum, seperti nyeri ringan di tempat suntikan atau demam rendah, bersifat sementara dan tidak ada artinya dibandingkan manfaatnya. Badan regulasi seperti FDA dan WHO secara ketat memantau keamanan vaksin HPV.
Ada anggapan bahwa hanya individu yang aktif secara seksual yang perlu divaksinasi. Namun, HPV dapat ditularkan melalui kontak kulit ke kulit yang tidak seksual, serta barang-barang pribadi yang terkontaminasi. Dengan berbagai cara penularan, vaksinasi tetap menjadi cara terpenting untuk mencegah penyakit terkait HPV.
Beberapa orang percaya bahwa pemeriksaan rutin dan tidak adanya riwayat kanker keluarga mengurangi perlunya vaksinasi. Pap smear dan tes HPV adalah penting untuk mendeteksi kelainan serviks, tetapi vaksinasi juga penting sebagai pencegahan. Kanker serviks lebih terkait dengan infeksi HPV, bukan faktor genetik, menjadikan vaksinasi penting untuk semua orang.
Pendidikan kesehatan masyarakat berperan krusial dalam membongkar mitos dan meningkatkan penerimaan vaksin HPV. Vaksin HPV adalah kesempatan penting untuk mencegah kanker serviks dan penyakit terkait lainnya. SGU mendorong langkah proaktif seperti vaksinasi dan pemeriksaan rutin untuk menurunkan beban penyakit terkait HPV, serta mendidik generasi masa depan untuk memimpin upaya pencegahan secara global.
Kanker serviks merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia, khususnya di Korea Selatan. Banyak wanita meninggal setiap tahun karena penyakit ini, dan penyebab utamanya adalah infeksi HPV. Vaksin HPV telah dikembangkan sebagai pencegahan yang efektif. Namun, terdapat banyak mitos yang beredar di masyarakat yang perlu diluruskan untuk meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap vaksinasi, terutama di kalangan generasi muda.
Vaksin HPV adalah alat vital dalam pencegahan kanker serviks dan terkait HPV. Dengan mendidik masyarakat dan mengatasi mitos yang keliru, penerimaan vaksin dapat meningkat, mengurangi jumlah kasus kanker serviks. Universitas St. George berkomitmen untuk memberikan pendidikan kesehatan yang baik bagi generasi mendatang untuk membangun kesadaran dan pencegahan kanker secara global.
Sumber Asli: www.media-outreach.com
Post Comment