Meningkatkan Kesetaraan Kesehatan: Pengujian Mandiri HPV untuk Pencegahan Kanker Serviks dalam Perawatan Gender-affirming
HPV merupakan infeksi umum yang dapat menyebabkan kanker serviks. Screening penting termasuk untuk individu transmaskulin, yang sering kurang terlayani. Metode pengujian mandiri memungkinkan akses yang lebih baik dan meningkatkan partisipasi dalam screening kanker serviks, dengan evidence mendukung efektivitasnya. FDA telah menyetujui metode ini, meningkatkan kepercayaan dalam perawatan kesehatan gender-affirming.
Human papillomavirus (HPV) merupakan infeksi menular seksual yang umum di AS, dengan lebih dari 200 subtipe. Meskipun tubuh biasanya dapat membersihkan HPV, infeksi yang bertahan dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks. Screening untuk kanker serviks, termasuk pengujian HPV, direkomendasikan untuk semua individu yang memiliki serviks, namun kelompok tertentu, seperti individu transmaskulin, sering kali kurang terlayani. Ada kebutuhan mendesak untuk opsi screening yang mengedepankan gender di lingkungan ini.
HPV menyebar terutama melalui kontak seksual, termasuk hubungan vagina, anal, dan oral. Infeksi biasanya terjadi di zona transisi seluler. Paparan HPV dapat menyebabkan infeksi di berbagai area tubuh, dan penting untuk memahami cara penyebaran HPV untuk mengembangkan strategi pencegahan. Penelitian menunjukkan bahwa transmisi dari area genital ke anus umum pada individu dengan anatomi perempuan.
Strain HPV dikategorikan berdasarkan risiko kanker; strain onkogenik seperti HPV 16 dan 18 bertanggung jawab atas hampir semua kasus kanker serviks. Metode pengujian tradisional melibatkan pengambilan sampel dari serviks oleh tenaga medis, namun banyak individu, terutama di komunitas transmaskulin, tidak mendapat akses yang memadai terhadap screening ini. Mereka juga berisiko sama dengan wanita cisgender, tetapi memiliki tingkat screening yang lebih rendah.
Dalam beberapa tahun terakhir, konsep screening yang lebih inklusif telah muncul, termasuk pengujian HPV yang dapat dilakukan sendiri. Metode ini memungkinkan individu untuk mengambil sampel dari diri mereka sendiri di lingkungan yang lebih privat, mengurangi hambatan psikologis dan fisik yang sering dirasakan selama pemeriksaan klinis. Meta-analisis menunjukkan bahwa sampling mandiri memiliki konsistensi yang tinggi dengan pengambilan sampel yang dilakukan tenaga medis.
FDA telah menyetujui metode pengambilan sampel mandiri untuk pengujian HPV, yang membuat screening lebih aksesibel bagi komunitas yang kurang terlayani. Keberhasilan pengujian mandiri di antara individu transmaskulin menunjukkan bahwa opsi ini dapat meningkatkan tingkat partisipasi dalam screening, mengarah pada deteksi dan perawatan kanker lebih awal. Kajian menunjukkan bahwa setelah diizinkannya metode pengambilan sampel mandiri, kepatuhan terhadap screening meningkat di kalangan individu transmaskulin.
Penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk mengedukasi semua individu yang memiliki serviks mengenai pentingnya screening HPV. Pengujian mandiri menyediakan alternatif yang efektif bagi mereka yang merasa tidak nyaman dengan metode tradisional. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan screening di komunitas yang kurang terlayani tetapi juga berkontribusi pada peningkatan hubungan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Komunitas yang merasa terlayani dengan baik akan lebih terbuka terhadap perawatan kesehatan lebih lanjut.
HPV adalah infeksi menular seksual paling umum dan dapat menyebabkan berbagai jenis kanker. Peningkatan perhatian terhadap individu transmaskulin yang memiliki risiko kanker serviks sama dengan wanita cisgender membuka peluang untuk pengembangan metode screening yang lebih inklusif dan aksesibel. Hal ini penting untuk mengatasi partisipasi minimum dalam program screening di kalangan komunitas ini.
Screening HPV mandiri menjanjikan sebagai solusi untuk meningkatkan akses dan kepatuhan screening kanker serviks, terutama di kalangan individu transmaskulin. Dengan pengujian yang lebih privat dan nyaman, dapat mengatasi hambatan yang selama ini menghalangi akses kesehatan. Komitmen terhadap perawatan kesehatan yang inklusif akan meningkatkan hasil kesehatan dan memperkuat hubungan antara pasien dan penyedia layanan.
Sumber Asli: www.infectiousdiseaseadvisor.com
Post Comment