Loading Now

Pemberdayaan Kesetaraan Kesehatan: Swab Diri HPV untuk Pencegahan Kanker Serviks dalam Perawatan Gender-Affirming

HPV adalah infeksi menular seksual yang umum di A.S. dan dapat menyebabkan kanker serviks. Transmaskulin (TM) seringkali kurang menerima layanan skrining yang memadai meskipun mereka memiliki risiko kanker serviks yang tinggi. Pengujian HPV dengan swab sendiri menawarkan alternatif yang lebih nyaman dan dapat meningkatkan partisipasi dalam skrining. FDA telah menyetujui pengujian ini untuk penggunaan di klinik, yang menunjang perawatan kesehatan gender-affirming untuk TM.

Papillomavirus manusia (HPV) adalah infeksi menular seksual yang paling umum di A.S. Walaupun kebanyakan orang yang terinfeksi dapat sembuh sendiri, infeksi kronis dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker serviks. Skrining kanker serviks, termasuk tes HPV, sangat penting, terutama bagi individu transmaskulin (TM) yang seringkali kurang terlayani. Dengan tingginya tingkat infeksi HPV di kalangan TM, diperlukan opsi skrining yang sesuai dengan gender.

HPV umumnya ditularkan melalui hubungan seksual, termasuk seks vaginal, anal, dan oral. Saat terpapar, infeksi dapat terjadi di area transisi seluler yang ada di dalam tubuh. Penting untuk mengenali berbagai cara penularan HPV untuk memahami prevalensi dan dampaknya terhadap kesehatan.

Strain HPV dibagi menjadi kategori risiko tinggi dan rendah. Strain kanker, seperti HPV 16 dan 18, bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kanker serviks. Tes HPV yang dilakukan dengan sampel dari serviks dapat dilakukan secara profesional, tetapi hasilnya perlu diperhatikan karena tes berbasis klinis mungkin tidak selalu dapat diakses oleh semua kelompok pasien.

Skrining kanker serviks telah terbukti menurunkan angka kematian dalam 30 tahun terakhir. Pedoman terbaru mengharuskan semua individu dengan serviks untuk menjalani tes HPV secara rutin, sehingga semua kelompok, termasuk TM, dapat diuntungkan dari pengujian ini. Sayangnya, banyak TM yang tidak mendapatkan skrining yang memadai dibandingkan dengan wanita cisgender.

Faktor-faktor seperti diskriminasi dan ketidaknyamanan selama pemeriksaan bisa menjadi penghalang bagi TM untuk menjalani skrining. Rasa takut akan penghakiman atau kurangnya pemahaman dari praktisi medis dapat menghalangi akses mereka terhadap layanan kesehatan yang diperlukan. Terdapat juga berbagai tantangan praktis, seperti asuransi kesehatan yang tidak memadai, yang lebih umum di kalangan TM.

Skrining HPV yang dilakukan sendiri dapat memberikan alternatif bagi TM yang merasa tidak nyaman dengan metode tradisional. Penelitian menunjukkan bahwa metode swab diri mencapai tingkat kesepakatan yang baik dengan pengujian klinis. Dengan memfasilitasi metode ini, TM dapat lebih mudah menjangkau layanan skrining yang diperlukan tanpa merasakan ketidaknyamanan dari pemeriksaan tradisional.

FDA baru-baru ini menyetujui kit untuk swab cervicovaginal yang diambil sendiri, yang dapat memperluas kesempatan bagi pasien untuk melakukan tes secara pribadi. Selain itu, penelitian lebih lanjut akan mengeksplorasi efektivitas metode ini dalam setting klinis yang lebih luas, menjadikannya penting untuk pengintegrasian ke dalam pedoman skrining nasional.

Papillomavirus manusia (HPV) adalah virus dengan banyak subtype, sebagian besar dapat menginfeksi sel epitel. Meskipun banyak orang yang terinfeksi HPV dapat sembuh tanpa intervensi, infeksi yang bertahan dapat meningkatkan risiko kanker. Skrining untuk kanker serviks penting untuk semua individu dengan serviks, termasuk transmaskulin (TM), yang memiliki tingkat infeksi yang serupa dengan wanita cisgender. Karena itu, opsi skrining yang lebih sesuai gender diperlukan untuk menjangkau populasi ini.

Penting untuk memberikan edukasi kepada semua individu dengan serviks mengenai skrining HPV. Skrining HPV yang diambil sendiri menawarkan alternatif bagi mereka yang mungkin merasa tidak nyaman dengan metode tradisional. Meningkatkan akses kepada komunitas yang kurang terlayani, seperti TM, melalui pengujian yang dilakukan sendiri dapat memberikan hasil yang akurat dan meningkatkan hubungan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan, serta mendukung perawatan yang lebih inklusif.

Sumber Asli: www.endocrinologyadvisor.com

Ravi Patel is an esteemed political analyst and journalist with two decades of experience. He graduated from the London School of Economics and has been at the forefront of reporting key political events shaping the global landscape. Known for his incisive commentaries and analytical pieces, Ravi’s work often dives deep into the political processes behind crucial decisions and their implications for civil society. His sharp insights have made him a trusted figure and sought-after commentator in media outlets worldwide.

Post Comment