Pencegahan Kanker
Penelitian
CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, DARRELL IRVINE, ENGINEERING, FOREST WHITE, HEALTH, JANET BEMIS RICE, KOCH INSTITUTE, KOCH INSTITUTE FOR INTEGRATIVE CANCER RESEARCH, MEDICINE, MIT, NUTRITION, RESEARCH, SCRIPPS RESEARCH INSTITUTE, STEFAN, TUMOR
Marcus Johnson
0 Comments
Rencana untuk Meningkatkan Terapi Imun Kanker
Terapi ICB membantu sistem imun mendeteksi sel kanker, namun tumor heterogen mengalami respons buruk. Penelitian MIT mengidentifikasi pola antigen dan mengembangkan vaksin RNA untuk meningkatkan efektivitas terapi. Kombinasi vaksin dengan ICB menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengontrol tumor di model tikus kanker paru.
Terapi blokade titik pemeriksaan imun (ICB) menunjukkan efektivitas yang kuat pada beberapa jenis kanker dengan membantu sistem imun mengenali sel kanker. Sel T diformulasikan untuk mendeteksi patogen atau sel kanker berdasarkan fragmen protein yang disebut antigen. Namun, sel tumor dapat menghindari serangan dengan memproduksi protein pemeriksaan yang mematikan sinyal T sel. Terapi ICB dapat mengikat protein ini, memungkinkan T sel menyerang tumor.
Penelitian oleh para peneliti MIT menunjukkan bahwa distribusi antigen di seluruh tumor sangat berpengaruh pada respons terhadap terapi ICB. Tumor dengan ekspresi antigen yang seragam cenderung merespons dengan baik, sementara tumor yang heterogen menyebabkan respons yang buruk. Pahami mekanisme distribusi antigen untuk meningkatkan keberhasilan terapi pada tumor heterogen.
Dalam studi ini, peneliti MIT menganalisis pola ekspresi antigen dan respons T sel untuk memahami mengapa tumor heterogen kurang responsif. Mereka berhasil mengidentifikasi struktur antigen yang penting dan mengembangkan vaksin berbasis RNA yang menunjukkan efektivitas dalam mengontrol tumor pada model kecoa kanker paru-paru. Vaksin ini diharapkan dapat diperbaiki lebih lanjut dan diuji di klinik.
Mereka menciptakan model tikus kanker paru-paru dengan variasi pola ekspresi antigen yang berbeda untuk menganalisis potensi dampaknya. Riset menunjukkan bahwa bagaimana luasnya ekspresi antigen, jenis antigen lain yang hadir, serta kekuatan ikatan antigen, semua mempengaruhi respons T sel.
Hasil menunjukkan bahwa tumor klonal dapat merespons dengan baik terhadap terapi ICB. Namun, untuk tumor subklonal, dinamika kompetisi di antara populasi T sel menyebabkan tantangan dalam pengendalian tumor. Terapi ICB memberikan hasil awal yang baik tetapi banyak tumor mulai menghindari serangan dari sistem imun.
Peneliti kemudian merancang vaksin berbasis RNA untuk dikombinasikan dengan terapi ICB guna memperkuat respons imun. Kombinasi ini menunjukkan keberhasilan yang signifikan terlepas dari karakteristik antigen yang ditargetkan, dengan keberhasilan tergantung pada keberadaan luas antigen di seluruh sel tumor. Kerjasama penelitian lebih lanjut dengan Scripps Research diharapkan dapat mengoptimalkan strategi perawatan ini untuk aplikasi klinis.
Terapi kanker yang efektif dibutuhkan untuk meningkatkan respons imun terhadap sel kanker yang biasanya dikenal sebagai sel sehat. Blokade titik pemeriksaan imun (ICB) memberikan peluang dengan membiarkan sistem imun mengenali sel kanker. Namun, ketidakseragaman antigen di tumor menyulitkan respons imun yang kuat. Penelitian terbaru bertujuan untuk mengidentifikasi pola antigen yang lebih baik dan kontribusi vaksin untuk meningkatkan efektivitas terapi tersebut.
Penelitian oleh MIT menunjukkan bahwa memahami pola distribusi antigen dan interaksi antar antigen dapat meningkatkan respons terapi ICB. Kombinasi vaksin RNA dengan ICB membawa harapan baru dalam pengobatan tumor heterogen, menunjukkan potensi besar untuk digunakan dalam perawatan klinis. Temuan ini memberi arahan baru untuk penelitian kanker di masa depan.
Sumber Asli: news.mit.edu
Post Comment