Inovasi Teknologi Mempercepat Penanganan Kanker Serviks di Uzbekistan
Uzbekistan memperkenalkan teknologi baru untuk mengobati kanker serviks dalam waktu 30 detik. Perawatan ini dilakukan melalui kursus pelatihan WHO dengan fokus pada ablasi termal, memungkinkan deteksi dan pengobatan prakanker serviks. Tiga alat baru tersedia di klinik, memberi akses kepada wanita di daerah terpencil. Pelatihan ini diharapkan meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan kanker serviks.
Perawatan kanker serviks di masa depan bisa memakan waktu hanya 30 detik berkat sebuah perangkat canggih yang baru-baru ini direkomendasikan oleh WHO. Teknologi ini telah diperkenalkan di Uzbekistan melalui kursus pelatihan WHO, yang mempersiapkan tenaga kesehatan di negara tersebut untuk menggunakan peralatan baru ini di klinik rawat jalan. Di dua wilayah Uzbekistan, terapi untuk lesi prakanker serviks kini tersedia bagi 56.000 wanita yang ikut serta dalam proyek skrining HPV pertama di negara itu.
Setiap tahun, 30.000 wanita di wilayah Eropa WHO meninggal dunia akibat kanker serviks, yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi HPV onkogenik. Beruntung, vaksin dapat mencegah infeksi HPV, dan teknik pengujian baru dapat mendeteksi serta mengobati prakanker serviks dengan efektif. Pelatihan WHO di Uzbekistan memfokuskan pada teknologi ablasi termal, yang pertama kali direkomendasikan oleh WHO pada tahun 2019.
Ablasi termal adalah prosedur sederhana. Menggunakan alat medis yang menyerupai pistol, proses ini menggunakan sinar panas (sekitar 100°C) untuk menghilangkan lesi prakanker serviks dalam waktu hanya 30 detik dengan anestesi lokal. Alat ini mudah digunakan dan dapat dioperasikan oleh dokter maupun perawat dengan pengalaman yang cukup di berbagai pengaturan klinis.
Selama sesi praktis, peserta pelatihan, yang dipimpin oleh Dr. Xavier Carcopino, berhasil merawat pasien pertama di Uzbekistan dengan metode ini. Tiga alat pengobatan kanker baru akan tersedia di klinik di Karakalpakstan dan satu di kota Chirchik, memberi akses kepada wanita di daerah tersebut untuk program pencegahan kanker serviks berbasis rekomendasi WHO terbaru.
Namun, tantangan utama yang dihadapi tenaga kesehatan Uzbekistan adalah mendiagnosis lesi prakanker secara dini. Salah satu peserta pelatihan menyatakan, “Kursus ini sangat membantu, akan mengubah cara saya bekerja.” Uzbekistan menjadi negara Asia Tengah pertama yang mendapatkan pelatihan dan alat ini.
Teknik baru ini memungkinkan wanita di daerah terpencil untuk mendapatkan perawatan cepat dan efektif, yang bisa menyelamatkan nyawa. Vitaly Smelov dari WHO/Europe mengungkapkan, “Ketika kami pertama kali bertemu tenaga kesehatan dari daerah Uzbekistan dan memberitahu mereka tentang program ini, sangat emosional,” mencerminkan harapan akan masa depan yang lebih baik untuk kesehatan wanita di negara tersebut. Dengan sistem vaksinasi, skrining, dan perawatan yang tepat, kanker serviks bisa dihilangkan sebagai ancaman bagi kehidupan.
Kanker serviks adalah salah satu penyebab utama kematian wanita di seluruh dunia, dan sebagian besar kasus disebabkan oleh infeksi virus papilloma manusia (HPV). Upaya untuk mencegah dan mengobati kanker serviks kini semakin canggih dengan teknologi baru yang memungkinkan diagnois dan perawatan cepat. WHO merekomendasikan penggunaan ablasi termal untuk pengobatan prakanker serviks, yang dapat dilakukan oleh tenaga medis dalam setting klinis dasar.
Dengan introduksi teknologi ablasi termal di Uzbekistan, diharapkan memberikan akses cepat dan efisien kepada wanita untuk perawatan kanker serviks. Hal ini merupakan langkah penting dalam upaya untuk mengurangi angka kematian akibat kanker serviks melalui deteksi dini dan pengobatan. Program vaksinasi dan skrining yang lengkap juga menjadi kunci untuk menghapus kanker serviks sebagai penyakit mengancam jiwa.
Sumber Asli: www.who.int
Post Comment