Peran AI dalam Deteksi Dini Kanker di Rumah Sakit India
AI semakin banyak diterapkan dalam perawatan kanker di India, membantu deteksi dini, diagnosis, dan pengobatan yang lebih tepat. Dengan aplikasi teknologi, seperti analisis data besar dan machine learning, AI meningkatkan hasil perawatan dan efisiensi kerja. Meskipun keberhasilan di bidang ini masih perlu dievaluasi, kemitraan antara rumah sakit dan perusahaan teknologi berlanjut untuk pengembangan lebih jauh.
Rumah sakit di India semakin mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam perawatan kanker, yang membantu dalam deteksi awal, akurasi diagnosis, dan perawatan yang dipersonalisasi. Strand Life Sciences, anak perusahaan Reliance Industries, bermitra dengan Agilent dan SOPHiA Genetics untuk meningkatkan perawatan kanker melalui AI. AI dapat membedakan antara lesi kulit jinak dan ganas serta meningkatkan efisiensi skrining mammogram untuk kanker payudara. AI juga memprediksi hasil pasien dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.
Swaraj Basu, Principal Bioinformatics Engineer di Strand Life Sciences, menjelaskan bahwa AI dapat mengurangi beban kerja radiologis hingga 30% dengan meningkatkan akurasi diagnosis. Dalam onkologi radiasi, AI digunakan untuk mendefinisikan struktur normal dan memeriksa rencana perawatan. Untuk kanker payudara, AI memberikan skor risiko kekambuhan berdasarkan input data dari tes genetik, membimbing keputusan perawatan.
Dinesh Madhavan, Presiden Grup Onkologi di Apollo Hospitals, mencatat bahwa meskipun AI membantu dalam deteksi, diagnosis, dan perawatan, tingkat keberhasilannya masih dipertanyakan. Namun, AI memungkinkan analisis data besar dari berbagai sumber, seperti pemindaian radiologi dan rekam medis elektronik, untuk mengidentifikasi pola yang mungkin terlewat oleh manusia.
Strand Life Sciences baru-baru ini meluncurkan CancerSpot, uji deteksi kanker awal multipel yang melengkapi pemindaian dan biopsi. Perusahaan ini juga fokus pada solusi genomika berbasis AI untuk penemuan target obat dan pengobatan presisi. AI semakin mendesak di bidang perawatan kanker berkat kemajuan teknologi dan akses yang lebih besar terhadap data.
“Kekurangan tenaga medis, terutama radiologis, memperkuat pentingnya AI dalam mengurangi kesalahan dan meningkatkan efisiensi. Beberapa vendor mesin radiasi kini dilengkapi dengan sistem AI yang membantu dalam perawatan onkologi. Kita selalu perlu melibatkan AI sebagai asisten bagi dokter,” kata Hinduja.
Apollo Hospitals menguji coba penggunaan AI di dua pusat di Bengaluru dan berencana untuk memperluasnya. Mereka juga bekerja sama dengan penyedia teknologi untuk pengenalan operasi robotik berbasis AI. HealthCare Global (HCG) baru-baru ini berkolaborasi dengan Accenture untuk memanfaatkan AI lanjutan dalam data pasien multidimensional.
“Inovasi berbasis AI sangat penting dalam mengoptimalkan perawatan kanker dengan memastikan pengumpulan dan analisis data yang akurat,” ujar BS Ajaikumar, Ketua HCG. Menurut laporan ‘Health of the Nation 2024’, kasus kanker di India diperkirakan akan meningkat 13 persen, dari 1,39 juta pada 2020 menjadi 1,57 juta pada 2025.
Integrasi AI dalam perawatan kanker berlangsung di banyak rumah sakit di India. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini dan diagnosis yang lebih akurat. Dengan menganalisis data besar, AI membantu dalam pengembangan pengobatan yang dipersonalisasi. Akses yang lebih besar terhadap data dan kemajuan dalam algoritma AI mendukung pengobatan presisi, meskipun ada tantangan dalam pengukuran keberhasilannya.
Integrasi AI dalam perawatan kanker di India menghadirkan banyak potensi dalam peningkatan deteksi dini dan akurasi diagnosis. Walaupun masih ada tantangan dalam hal pengukuran keberhasilan, penggunaan AI di berbagai tahap perawatan kanker bertujuan untuk meningkatkan hasil bagi pasien. Kemajuan teknologi mendukung adopsi AI yang lebih luas, penting untuk mengurangi beban kerja profesional medis dan meningkatkan efisiensi.
Sumber Asli: www.business-standard.com
Post Comment