Loading Now

PFAS Dalam Air Minum Terkait Dengan Peningkatan Kasus Kanker di AS

PFAS, bahan kimia berbahaya yang terakumulasi di lingkungan, dihubungkan dengan peningkatan kasus kanker di AS. Studi baru menunjukkan bahwa air minum yang terkontaminasi PFAS berkaitan dengan peningkatan incidence kanker pencernaan, endokrin, mulut, dan pernapasan. Terus perlu adanya penelitian mengenai efek jangka panjang PFAS dan pengaturan yang lebih ketat.

Per- dan polifluoroalkil zat (PFAS) adalah bahan kimia sintetis yang telah terakumulasi di lingkungan sejak tahun 1940-an. Zat ini mudah terdeteksi dalam air minum di banyak daerah di AS dan telah dihubungkan dengan berbagai penyakit, termasuk kanker. Penelitian terbaru menunjukkan hubungan antara keberadaan PFAS di air minum dengan beberapa jenis kanker, termasuk kanker sistem pencernaan dan endokrin, serta kanker mulut dan saluran pernapasan.

Di dalam studi yang terbit di Nature Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology (2025), Li dan rekan-rekannya menganalisis data kanker dari National Cancer Institute dan tingkat PFAS di air minum dari EPA. Hasilnya menunjukkan adanya asosiasi positif antara tingkat PFAS di air minum dengan meningkatnya kejadian empat jenis kanker di 1.080 kabupaten, yang mencakup sekitar setengah populasi AS.

Epidemiolog GlobalData memperkirakan jumlah kasus baru kanker akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Kanker lambung diperkirakan meningkat dari 28.000 pada 2019 menjadi 33.500 pada 2029, sementara kanker kolorektal diproyeksikan meningkat dari 142.000 pada 2021 menjadi 161.000 pada 2031. Kanker tiroid dan kanker orofaringeal juga diperkirakan akan mengalami peningkatan signifikan.

Tingkat PFAS di air minum diawasi oleh EPA, dengan batas maksimum untuk dua jenis PFAS ditetapkan pada empat nanogram per liter. Namun, regulasi ini bisa dipengaruhi oleh kebijakan pemerintahan yang sedang berjalan. Penelitian menyebutkan bahwa paparan PFAS melalui air minum dapat meningkatkan risiko kanker secara luas, meskipun data terbatas di banyak bagian AS.

Penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme PFAS yang menyebabkan kanker dan cara mitigasinya. Penelitian ini menandakan bahwa bahaya lingkungan di dalam air minum perlu diteliti lebih lanjut agar dapat melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

PFAS merupakan kelompok bahan kimia yang sangat tahan lama dan telah lama ditemukan di lingkungan. Apa yang menjadi perhatian adalah dampak kesehatan yang ditimbulkannya, terutama terkait dengan kemungkinan peningkatan angka kanker. Penggunaan PFAS meningkat sejak diperkenalkan, dan paparan umum terhadap zat ini melalui air minum menjadi perhatian serius di AS, yang menyebabkan kebutuhan mendesak untuk penelitian lebih lanjut.

Penelitian menunjukkan adanya peningkatan kejadian kanker yang berkaitan dengan keberadaan PFAS di air minum. Dengan tren peningkatan kasus kanker yang diantisipasi oleh epidemiolog, penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang PFAS dan regulasi yang ada. Hal ini diperlukan untuk mencegah dampak kesehatan yang lebih besar di masa depan akibat paparan PFAS.

Sumber Asli: www.clinicaltrialsarena.com

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment