Tingkat Kematian Kanker Turun, Namun Ketidaksetaraan Berlanjut
Laporan menunjukkan bahwa tingkat kematian kanker di AS telah turun 34% tetapi insiden di kalangan perempuan dan dewasa muda meningkat. Berbagai faktor berkontribusi pada perubahan ini, termasuk kebiasaan merokok dan penurunan angka kesuburan. Disparitas kesehatan kanker juga masih terus terjadi, terutama pada komunitas berwarna.
Laporan terbaru dari American Cancer Society menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat kanker di AS telah turun 34% dari 1991 hingga 2022, dengan penurunan tahunan sebesar 1,7% sejak 2013. Meskipun angka kematian menurun, kasus baru cancer telah meningkat, terutama di kalangan perempuan dan dewasa muda, dengan harapan diagnosis baru mencapai 2 juta di 2025. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penurunan kematian dari kanker paru, payudara, kolorektal, dan prostat.
Sementara risiko kanker diketahui meningkat seiring bertambahnya usia, kini angka kejadian kian meningkat di kalangan perempuan non-usia lanjut, dengan angka kasus kanker payudara meningkat di antara wanita berusia 50 hingga 64 tahun. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat kanker tetap tinggi di komunitas kulit berwarna, dengan masyarakat penduduk asli Amerika memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih.
Dr. Ahmedin Jemal, penulis utama studi, menekankan perlunya perhatian lebih pada ketidaksetaraan dalam hasil kesehatan kanker. “Kematian akibat kanker terus menurun sejak puncaknya di tahun 1990-an,” kata Jemal, “tetapi tidak semua jenis kanker mengalami penurunan kematian.”
Peningkatan angka kanker di kalangan wanita dan dewasa muda disebabkan oleh variasi faktor, termasuk penurunan angka kesuburan yang ditandai dengan peningkatan kanker payudara. Selain itu, tingkat berhenti merokok lebih rendah di perempuan berakibat pada angka kejadian kanker paru-paru yang tinggi pada perempuan di bawah usia 65 tahun, meskipun telah ada penurunan di kalangan pria.
Secara umum, ada kemajuan dalam pengobatan dan deteksi kanker seiring waktu, namun lebih dari 40% dari kasus kanker di AS dapat dicegah. Perilaku individu sangat berpengaruh, tetapi kebijakan publik memegang peranan utama dalam mengubah kebiasaan perilaku masyarakat. Penekanan pada pencegahan kanker harus diperluas agar program bersifat inklusif untuk seluruh populasi.
Kanker tetap menjadi masalah kesehatan utama di AS dengan lebih dari 2 juta kasus baru diperkirakan terjadi pada tahun 2025. Meskipun kematian akibat kanker menurun, ketidaksetaraan dalam hasil kesehatan tetap ada, khususnya di komunitas berwarna. Studi terbaru menunjukkan pergeseran beban kanker dari pria ke wanita dan peningkatan insiden di kalangan pria muda, yang menyoroti perlunya langkah-langkah untuk mengatasi disparitas ini.
Sementara kematian akibat kanker menunjukkan tren penurunan, peningkatan insiden kanker di kalangan wanita dan orang muda serta ketidaksetaraan yang terus berlanjut menunjukkan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Langkah-langkah pencegahan dan kebijakan publik yang lebih baik penting untuk melawan kanker secara efektif.
Sumber Asli: www.usnews.com
Post Comment