5 Cara Alkohol Dapat Meningkatkan Risiko Kanker
Alkohol dapat meningkatkan risiko kanker melalui kerusakan DNA oleh asetaldehida, gangguan hormon, dan peningkatan stres oksidatif. Penelitian menunjukkan wanita dengan konsumsi sehari-hari mengalami peningkatan risiko kanker payudara. Peningkatan produksi spesies oksigen reaktif dan kekurangan nutrisi akibat alkohol juga berkontribusi terhadap pengembangan kanker.
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker melalui beberapa mekanisme, di antaranya kerusakan DNA, perubahan hormonal, dan stres oksidatif. Risiko ini seiring dengan peningkatan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Kapasitas tubuh untuk memetabolisme alkohol menjadi asetaldehida, senyawa beracun yang merusak DNA, menjadi penyebab utama peningkatan risiko kanker. Temuan menunjukkan individu dengan kekurangan enzim ALDH2, yang memecah asetaldehida, memiliki risiko lebih tinggi dalam pengembangan kanker.\n\nKonsumsi alkohol juga dapat meningkatkan kadar hormon, terutama estrogen, yang berhubungan erat dengan perkembangan kanker payudara. Wanita yang mengonsumsi satu gelas alkohol per hari memiliki risiko 7% hingga 10% lebih tinggi dibandingkan non-peminum, sedangkan dua hingga tiga gelas alkohol meningkatkan risiko sekitar 20%. Alkohol juga berfungsi sebagai pelarut, yang mempercepat penyerapan karsinogen dari tembakau, terutama pada kanker mulut dan tenggorokan.\n\nProduksi spesies oksigen reaktif (ROS) meningkat akibat konsumsi alkohol, terutama di hati, dengan cara mengganggu regulasi senyawa ini. Kerusakan akibat stres oksidatif pada DNA, protein, dan lipid berkontribusi terhadap penyakit hati alkoholik dan kemungkinan kanker hati. Kekurangan nutrisi akibat konsumsi alkohol berat juga berperan penting dalam pengembangan karsinogenesis terkait alkohol.\n\nKonsumsi alkohol dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti vitamin A, C, E, dan asam folat yang diperlukan untuk perbaikan DNA. Kekurangan folat menghambat proses regulasi gen, sedangkan kekurangan seng memengaruhi metabolisme vitamin A, sehingga meningkatkan proliferasi sel dan risiko kanker.
Konsumsi alkohol telah lama terbukti meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Meskipun telah diklasifikasikan sebagai karsinogen oleh WHO sejak 40 tahun lalu, kesadaran masyarakat tentang risiko ini masih rendah. Alkohol berkontribusi signifikan terhadap angka kasus dan kematian kanker di seluruh dunia, terutama melalui berbagai mekanisme biologis yang kompleks.
Konsumsi alkohol terbukti berkontribusi pada risiko tinggi pengembangan kanker melalui kerusakan DNA, peningkatan kadar hormon, dan stres oksidatif. Mengurangi asupan alkohol dapat menurunkan risiko kanker secara signifikan, terutama pada individu dengan faktor risiko tambahan seperti kekurangan enzim ALDH2. Mempertahankan nutrisi yang optimal sangat penting dalam menghindari efek karsinogenik dari alkohol.
Sumber Asli: www.ajmc.com
Post Comment