Loading Now

Pengalaman Kanker: Mengapa Saya Tidak Menjadi Dokter yang Lebih Baik

Penulis menceritakan penolakannya untuk menulis tentang pengalaman kanker yang membuatnya menjadi dokter yang lebih baik. Dia merasa bahwa tidak ada perubahan positif dalam pendekatannya setelah diagnosis. Artikel ini menggambarkan lonjakan harapan yang tidak realistis bagi dokter yang menjadi pasien dan bagaimana pengalaman ini bisa berbeda untuk setiap individu.

Beberapa bulan yang lalu, saya mengalami sesuatu yang lebih familiar sebagai penulis dibandingkan sebagai dokter: penolakan. Saya menulis artikel tentang pengalaman seorang wanita yang berusaha menyembunyikan diagnosis kanker-nya, tapi tidak ada yang mau menerbitkannya. Salah satu outlet berita online besar merekomendasikan agar saya menulis tentang apa yang tidak saya ketahui tentang kanker payudara sebagai dokter yang hanya saya ketahui sebagai pasien.

Saya menatap permintaan itu lalu menutup komputer saya. Bulan kemudian, saya melihat bahwa outlet tersebut menerbitkan artikel oleh dokter lain yang mendetailkan pengalamannya dengan kanker payudara dan bagaimana hal itu membuatnya menjadi dokter yang lebih memahami. Berbeda dengan dokter berani ini, saya tidak bisa menulis tentang bagaimana saya menjadi dokter yang lebih baik dan lebih empatik setelah diagnosis kanker karena itu tidak benar.

Artikel ini membahas pengalaman penulis yang merupakan seorang dokter yang menerima diagnosis kanker. Terdapat tekanan untuk menulis tentang bagaimana kanker mengubah pendekatannya terhadap pasien, menciptakan pemahaman yang lebih dalam. Namun, penulis merasakan tekanan ini tidak mencerminkan pengalamannya sendiri dan menyoroti kerisauan tentang bagaimana persepsi orang tentang dokter yang menderita penyakit bisa berbeda.

Penulis mengemukakan pengalaman pribadi dan kesulitan dalam menulis tentang transformasi yang diharapkan terjadi setelah diagnosis kanker. Dia menyatakan bahwa meskipun banyak yang berharap menjadi lebih baik sebagai dokter melalui pengalaman penyakit ini, pengalaman pribadinya tidak mencerminkan hal tersebut. Ini menunjukkan kerumitan hubungan antara pengalaman pribadi dan praktik medis.

Sumber Asli: www.bendbulletin.com

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment