Loading Now

Mengapa Pria Kulit Hitam Harus Mempertimbangkan Skrining Dini Kanker Prostat

Kanker prostat mempengaruhi pria kulit hitam lebih parah dibandingkan pria kulit putih. Pedoman baru merekomendasikan skrining PSA mulai usia 40-45 tahun. Faktor genetik, sosial, dan lingkungan mempengaruhi risiko kanker prostat ini. Penting bagi pria kulit hitam untuk berpartisipasi dalam uji klinis dan penelitian untuk memahami lebih baik tentang penyakit ini.

Kanker prostat memiliki dampak yang lebih besar pada pria kulit hitam dibandingkan pria kulit putih di Amerika. Menurut laporan American Cancer Society 2025, pria kulit hitam 70% lebih mungkin mengalami kanker prostat dan dua kali lebih mungkin meninggal akibat penyakit ini. Oleh karena itu, Prostate Cancer Foundation (PCF) merekomendasikan pria kulit hitam mulai melakukan skrining PSA pada usia 40 hingga 45 tahun.

Penyebab ketidaksetaraan dalam risiko kanker prostat pada pria kulit hitam kompleks dan belum sepenuhnya dipahami. Selain faktor keturunan, faktor lain seperti usia, riwayat keluarga, merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas dapat mempengaruhi risiko. Dr. Vincent Laudone mencatat bahwa faktor sosial seperti akses kesehatan yang buruk dan polusi lingkungan juga berkontribusi.

Kanker prostat pada pria kulit hitam cenderung memiliki karakteristik yang lebih agresif. Menurut Dr. Andrew Laccetti, ada kemungkinan faktor genetik yang menyebabkan kanker ini lebih cepat berkembang dan lebih sulit diobati. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi perbedaan biologi tumor ini.

Pria kulit hitam perlu lebih proaktif dalam skrining kanker prostat. Skrining dapat membantu deteksi dini, dan prosedur utama meliputi exam rektal digital dan tes PSA. Dr. Laccetti menekankan bahwa pedoman skrining perlu disesuaikan, mengingat pria kulit hitam mungkin memerlukan skrining lebih awal dan lebih sering dari yang direkomendasikan.

Pandangan baru mengenai risiko kanker prostat mengarah pada pedoman skrining PSA terbaru dari PCF yang menegaskan pentingnya kesadaran dan perhatian lebih bagi pria kulit hitam. Dr. Sigrid Carlsson menekankan bahwa skrining harus dilakukan pada usia yang lebih muda dibandingkan populasi umum untuk meningkatkan deteksi dini.

Pria kulit hitam juga kurang terwakili dalam uji klinis, meski memiliki risiko lebih tinggi. Dr. Laccetti mencatat kurangnya kesadaran mengenai uji klinis sebagai penghalang yang signifikan. Usaha sedang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi, seperti melalui sesi informasi oleh Prostate Cancer Health Education Network (PHEN).

Partisipasi dalam penelitian dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang kanker prostat pada pria kulit hitam. RESPOND adalah studi besar yang diluncurkan untuk menyelidiki faktor-faktor yang meningkatkan risiko pria kulit hitam, dengan target 10.000 partisipan yang terdaftar.

Pria kulit hitam di Amerika Serikat menghadapi risiko lebih tinggi terkait kanker prostat dibandingkan pria dari ras lain. Dengan adanya pedoman baru dari Prostate Cancer Foundation, peningkatan kesadaran mengenai skrining lebih awal diharapkan dapat mengurangi ketidaksetaraan dalam hasil kesehatan. Penelitian lebih lanjut untuk memahami karakteristik biologis kanker prostat dan faktor sosial yang memperburuk hasil juga sangat penting.

Pria kulit hitam harus lebih waspada terhadap risiko kanker prostat dan mulai melakukan skrining lebih awal. Ketidaksetaraan dalam hasil kesehatan dapat diminimalkan dengan meningkatnya partisipasi dalam uji klinis dan penelitian yang membahas risiko spesifik yang dihadapi mereka. Kesadaran dan pengetahuan tentang kanker prostat adalah kunci untuk deteksi dan pengobatan yang lebih baik.

Sumber Asli: www.mskcc.org

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment