Kanker Ovarium: Meningkatkan Kesadaran dan Pentingnya Skrining
Toni Roberts didiagnosis kanker ovarium pada usia 58 tahun dan meninggal setelah empat tahun berjuang. Setiap tahun, sekitar 20.000 wanita didiagnosis, tetapi banyak yang terlambat terdeteksi. Kesadaran dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup, terutama pada wanita kulit hitam dan Hispanik.
Toni Roberts, berusia 58 tahun, mengalami masalah gastrointestinal yang memburuk meski telah mengubah pola makan dan mengonsumsi obat bebas. Setelah menjalani CT scan, ia mengetahui bahwa ia menderita kanker ovarium, sebuah berita yang awalnya terasa tidak nyata baginya. Setelah menjalani operasi dan kemoterapi, Toni meninggal dunia empat tahun setelah diagnosis, meninggalkan dua putra yang berduka.
Tiap tahun, sekitar 20.000 wanita Amerika didiagnosis kanker ovarium, dengan sekitar 13.000 kehilangan nyawa akibat penyakit ini. Gejala seperti kembung sering diabaikan hingga berbulan-bulan, mengakibatkan sebagian besar wanita didiagnosis pada tahap lanjut. Hanya 30% dari mereka yang didiagnosis akan bertahan hidup lebih dari lima tahun, angka yang lebih rendah pada wanita kulit hitam dan Hispanik.
Kanker ovarium sering kali sulit dideteksi karena tidak ada tes skrining yang umum. Meskipun gejala awal ada, mereka sering kali dianggap sebagai masalah kesehatan minor, sehingga diagnosis sering kali terlambat. Kesulitan ini meningkatkan urgensi untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan metode skrining yang efektif untuk meningkatkan hasil dan meminimalisir kematian.
Diperlukan perhatian lebih terhadap kanker ovarium, terutama untuk meningkatkan kesadaran gejala dan pentingnya skrining. Dengan rata-rata 20.000 kasus baru setiap tahun, penanganan dengan cepat sangat penting untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup. Masyarakat dan praktisi kesehatan perlu bersinergi untuk menyediakan dukungan dan solusi yang dibutuhkan.
Sumber Asli: www.statnews.com
Post Comment