Meneliti Tislelizumab dan Zolbetuximab dalam Kanker Lambung
Sebuah diskusi tentang pengobatan kanker lambung terbaru terfokus pada tislelizumab dan zolbetuximab. Para ahli membahas keuntungan dari pengobatan kombinasi dengan memperhatikan biomarker baru dan tantangan mengurangi ketergantungan pada kemoterapi. Tislelizumab dianggap memiliki potensi melalui kombinasi inovatif, sementara zolbetuximab menunjukkan hasil menjanjikan di bidang penelitian klinis.
Diskusi meja bundar yang dipimpin oleh Dr. Nataliya Uboha membahas pertimbangan pengobatan saat ini untuk kanker lambung, GEJC, dan ESCC dengan mencakup data uji klinis terkini dari Simposium Kanker Gastrointestinal ASCO 2025. Panelis termasuk Dr. Zev Wainberg, Dr. Suneel Kamath, dan Dr. Sunnie Kim mengeksplorasi kesempatan mengintegrasikan tislelizumab di tengah pengobatan anti-PD-1 yang ada, serta peran zolbetuximab untuk pasien Claudin-positif.
Mereka membahas biomarker baru seperti antibodi FGFR2B dan zanidatamab, serta tantangan dalam mengurangi ketergantungan pada kemoterapi bagi pasien kanker lambung lanjut. Dr. Kamath mencatat bahwa keputusan untuk menggunakan tislelizumab sangat tergantung pada aksesibilitas dan biaya karena harga obat PD-1 yang tinggi.
Menurut Dr. Kim, kekuatan tislelizumab terletak pada strategi kombinasi yang persenalan. Dia juga mencatat tentang potensi pengobatan tanpa kemoterapi tetapi dengan hati-hati terhadap efektivitasnya dibandingkan kombinasi imunoterapi. Diskusi berlanjut dengan membahas pentingnya biomarker dalam pengobatan, khususnya untuk FGFR2B yang menunjukkan hasil menjanjikan dalam uji coba fase dua.
Panelis juga menyentuh tentang penggunaan obat baru seperti zanidatamab yang telah menunjukkan efikasi pemanjangan kelangsungan hidup bebas progresi. Dr. Kamath mengemukakan perlunya kajian tambahan untuk mengevaluasi efikasi kombinasi obat dan tantangan dari pengalaman efek samping seperti diare. Mereka sepakat pentingnya melanjutkan perkembangan klinis untuk mengurangi efek toksik dari kemoterapi tradisional.
Kanker lambung adalah penyakit mematikan dengan banyak pilihan pengobatan yang berkembang, termasuk imunoterapi dan terapi target. Baru-baru ini, ada kemajuan dalam obat-obatan seperti tislelizumab dan zolbetuximab, yang memberikan harapan bagi pasien dengan kriteria tertentu. Pemahaman tentang biomarker lanjutan dapat membantu mendefinisikan pengobatan yang lebih efektif dan mendorong penelitian lebih lanjut pada kombinasi terapi.
Diskusi pekat tentang pengobatan kanker lambung menunjukkan harapan dengan kemajuan imunoterapi dan terapi target. Tislelizumab dan zolbetuximab dimanfaatkan dalam pengobatan dengan mempertimbangkan efektivitas biaya serta kualitas hidup pasien. Relevansi biomarker dalam penentuan terapi semakin penting dan memerlukan eksplorasi lebih lanjut dalam konteks penelitian klinis.
Sumber Asli: www.docwirenews.com
Post Comment