Perkembangan Terkini Menyambut Hari Kanker Dunia
Hari Kanker Dunia setiap 4 Februari menyoroti kemajuan dan tantangan dalam penanganan kanker. Dengan 20 juta kasus baru setiap tahun, kanker tetap menjadi penyebab kematian yang mendominasi. Teratur, tingkat kematian kanker menurun berkat skrining dan pengobatan yang lebih baik. Disparitas sosial dan rasial dalam perawatan kanker juga perlu perhatian serius.
Hari ini, 4 Februari, diperingati sebagai Hari Kanker Dunia, yang memberikan kesempatan untuk merenungkan beban kanker global sekaligus merayakan kemajuan dalam pengujian yang berhasil menurunkan angka kematian dari penyebab kematian kedua terbesar di dunia. Sekitar 20 juta kasus kanker baru didiagnosis setiap tahun, dengan total kematian mencapai 9,7 juta menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Satu dari lima orang berisiko terkena kanker seumur hidup.
Kanker paru-paru adalah kanker yang paling umum secara global, diikuti oleh kanker payudara dan kanker kolorektal. Kanker paru-paru juga terus menjadi yang paling mematikan, disusul oleh kanker kolorektal dan kanker hati. Di AS, diperkirakan akan ada lebih dari dua juta diagnosis kanker tahun ini, dengan lebih dari 600 ribu kematian akibat kanker diproyeksikan terjadi pada tahun 2025.
Meskipun angka kematian kanker tampak tinggi, tingkat kematian secara keseluruhan terus menurun. Sejak 1991, sebanyak 4,5 juta kematian telah dihindari berkat program skrining yang lebih baik, kemajuan pengobatan, dan pengurangan merokok. Namun, angka diagnosis kanker pada pria menurun, sementara pada wanita, terutama yang berusia menengah dan muda, meningkat. Wanita di bawah 50 tahun memiliki tingkat kejadian kanker 82% lebih tinggi dibandingkan pria.
Data terkini menunjukkan bahwa kanker semakin membebani individu muda, khususnya wanita. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti konsumsi alkohol dan obesitas, diketahui memperbesar risiko kanker. Sebanyak 63% orang dewasa di AS mengonsumsi alkohol, dan dua pertiga orang dewasa mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, yang berkontribusi pada beban kanker yang tinggi.
Disparitas sosial-ekonomi dan rasial juga memengaruhi kemajuan penanganan kanker. Hanya 39% negara yang menjangkau layanan dasar manajemen kanker. Disparitas rasial di AS menunjukkan bahwa masyarakat adat memiliki angka kematian kanker tertinggi. Upaya untuk meningkatkan akses dan kesetaraan dalam perawatan kesehatan sangat penting.
Kabar baiknya, meskipun ada tantangan, angka kematian kanker secara global menunjukkan penurunan. Meskipun sudah ada kemajuan yang signifikan, kerja keras masih dibutuhkan untuk mengatasi ketidaksetaraan dan memperbaiki perawatan kanker di seluruh dunia.
Hari Kanker Dunia yang jatuh pada 4 Februari bertujuan untuk menyebarkan kesadaran tentang kanker, beban globalnya, dan kemajuan dalam penanganan serta pengobatannya. Dengan angka diagnosis yang terus meningkat dan beragam faktor risiko, penanggulangan kanker memerlukan perhatian yang lebih besar terhadap ketidaksetaraan dan akses layanan kesehatan. Informasi serta statistik yang dihapus dari analisis kanker global memberikan wawasan tentang bagaimana kanker memengaruhi individu, terutama wanita muda, serta tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan kanker secara adil.
Kesimpulannya, Hari Kanker Dunia mengajak masyarakat untuk merenungkan kemajuan dan tantangan di bidang penanganan kanker. Meskipun terdapat penurunan angka kematian karena kanker, perbedaan akses dan rasa tidak setara dalam perawatan kesehatan tetap menjadi masalah yang signifikan. Perlu adanya peningkatan upaya untuk menjangkau semua orang dan mengurangi ketidaksetaraan dalam perawatan kanker.
Sumber Asli: www.forbes.com
Post Comment