Pencegahan Kanker
Penelitian
AR, ARNON LAVIE, BELGIUM, CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, EUROPE, HEALTHCARE, HPV VACCINE, LAVIE, MEDICINE, NATIONAL CANCER INSTITUTE EXPERIMENTAL THERAPEUTICS, RESEARCH, UIC, UNIVERSITY OF ILLINOIS CANCER CENTER, UNIVERSITY OF ILLINOIS CHICAGO
Sofia Peterson
0 Comments
Terapi Kanker Efektif yang Direkayasa Ulang untuk Keamanan yang Lebih Baik
Para peneliti UIC berhasil merombak pengobatan leukemia pediatrik dengan menurunkan risiko dan efek samping berbahaya. Enzim asparaginase baru menunjukkan kemampuan menghancurkan sel kanker tanpa efek toksik serius. Penemuan ini membuka jalan untuk pengujian klinis dan potensi penggunaannya dalam berbagai kanker lainnya.
Peneliti di Universitas Illinois Chicago telah merombak pengobatan untuk leukemia pediatrik yang umum, mengurangi efek samping serius seperti pembekuan darah dan kerusakan hati. Pesan ini berpotensi untuk membuat pengobatan ini lebih mudah diterima oleh berbagai pasien leukemia dan mungkin digunakan untuk mengobati kanker lainnya. Tim yang dipimpin oleh Arnon Lavie menyusun jenis baru asparaginase, enzim yang disetujui untuk leukemia limfoblastik akut, dengan tujuan meningkatkan efek terapeutik sambil mengurangi toksisitas dan respons berbahaya bagi pasien.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Cancer Letters, Lavie dan rekan-rekannya melaporkan bahwa senyawa baru mereka berhasil menghancurkan sel-sel leukemia pada tikus tanpa efek samping umum asparaginase. Perawatan baru ini juga mengecilkan tumor di model laboratorium untuk kanker lain, termasuk melanoma dan kanker hati. Hasil yang menjanjikan ini memperkuat upaya penelitian Lavie untuk membawa enzim baru ini ke uji klinis.
Asparaginase menghilangkan asam amino esensial, asparagin, yang tidak dapat diproduksi oleh beberapa sel kanker, membunuh sel-sel kanker tanpa merusak sel normal. Meskipun disetujui FDA sejak 1970-an, efek sampingnya yang parah membatasi penggunaannya hanya pada subset pasien leukemia. Tim Lavie meneliti asparaginase dari marmut untuk mengurangi reaksi imun yang berpotensi terjadi, dengan harapan enzim tersebut dapat diterima dengan lebih baik oleh pasien.
Dengan memodifikasi struktur protein asparaginase, kelompok peneliti “menghumanisasi” enzim tersebut, menyesuaikannya agar lebih mirip protein manusia. Penyesuaian ini secara tidak sengaja memperpanjang umur paruh enzim, yang berpotensi mengurangi frekuensi pengobatan dan mengurangi beban pada pasien. Uji coba menunjukkan bahwa tikus yang diobati dengan senyawa baru tidak mengalami penurunan berat badan yang dramatis, tanda toksisitas umumnya.
Tim juga menguji enzim modifikasi terhadap model melanoma dan subtipe kanker hati, di mana sel tumor tidak dapat memproduksi asparagin sendiri. Mereka menemukan bahwa enzim yang dirancang ulang dapat membunuh sel kanker tersebut, menunjukkan potensinya untuk mengobati kanker padat tertentu juga. Penelitian ini telah menerima hampir $4 juta dalam pendanaan dan mendukung proses menuju uji klinis, dengan harapan dapat membantu perubahan hidup bagi pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan pengobatan kanker yang lebih aman untuk anak-anak, terutama leukemia, dengan memodifikasi enzim asparaginase untuk mengurangi efek sampingnya. Asparaginase telah digunakan sejak lama namun memiliki masalah serius yang membatasinya. Dengan inovasi baru ini, diharapkan konsep pengobatan dapat diperluas tidak hanya untuk leukemia tetapi juga untuk jenis kanker lainnya.
Penelitian di UIC menunjukkan kemajuan signifikan dalam merancang pengobatan leukemia anak yang lebih aman dengan mengurangi toksisitas. Hasil awal menggembirakan untuk meneruskan penelitian ke tahap uji klinis. Kalaupun berhasil, ini bisa merevolusi pengobatan untuk berbagai kanker dan memberikan harapan baru bagi pasien.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com
Post Comment