Pencegahan Kanker
ABC - 7, AMERICAN CANCER SOCIETY, CANCER PREVENTION, CDC, CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION, CLINICAL TRIALS, DISEASE PREVENTION, EL PASO, HPV VACCINE, KVIA, LAS PALMAS MEDICAL CENTER, MEDICINE, NORTH AMERICA, SAL, SALDIVAR, SALVADOR SALDIVAR, TX, UNITED STATES, WOMEN'S HEALTH
Ravi Patel
0 Comments
Dokter Anjurkan Deteksi Dini Kanker
Dokter mengingatkan pentingnya deteksi dini kanker serviks dan ovarium selama Bulan Kesadaran Pencegahan Kanker. Kanker serviks, yang sebagian besar disebabkan oleh HPV, dapat dicegah dengan vaksinasi dan skrining rutin. Kanker ovarium, sering disebut “pembunuh diam”, memiliki gejala yang samar dan deteksi dini yang sulit. Pengetahuan tentang gejala dan kunjungan ke dokter penting untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Bulan Februari diperingati sebagai Bulan Kesadaran Pencegahan Kanker, di mana dokter setempat menekankan pentingnya deteksi dan pencegahan dini untuk kanker serviks dan ovarium. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah. Menurut Dr. Salvador Saldivar, onkologis ginekologi, penyebab utama kanker serviks adalah virus papiloma manusia (HPV). “Sangat menyedihkan ketika pasien berkata, ‘Pap smear terakhir saya lebih dari lima tahun yang lalu, dan sekarang saya mengalami pendarahan,'” kata Saldivar. “Gejala apa pun yang bertahan lebih dari dua minggu harus diperiksa oleh dokter.”
Gejala umum kanker serviks termasuk pendarahan vagina yang tidak normal, nyeri panggul, dan ketidaknyamanan saat berhubungan intim. Saldivar merekomendasikan pemeriksaan rutin dengan pap smear setiap tiga tahun mulai usia 21, serta tes HPV setiap lima tahun mulai usia 30. Vaksin HPV juga merupakan alat pencegahan yang efektif, dianjurkan oleh CDC untuk anak-anak mulai usia 11 atau 12 tahun.
Berbeda dengan kanker serviks, kanker ovarium tidak memiliki tes skrining yang efektif secara luas, sehingga deteksi dini lebih sulit. Saldivar menegaskan kanker ini sering disebut sebagai “pembunuh diam” karena gejalanya yang samar dan bisa disalahartikan sebagai masalah pencernaan. Gejala umum kanker ovarium meliputi kembung, gangguan pencernaan, sembelit, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan penurunan berat badan.
Faktor risiko kanker ovarium termasuk riwayat keluarga kanker ovarium atau payudara, mutasi genetik, dan tidak pernah memiliki anak. “Gejala apa pun di bawah perut yang mengkhawatirkan, seperti pendarahan atau kembung, harus diperiksa ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi,” ungkap Saldivar. “Untuk kanker ovarium, pastikan Anda mendapatkan USG.”
Saldivar menjelaskan bahwa telah terjadi kemajuan dalam pengobatan yang meningkatkan hasil bagi pasien. “Kami memiliki terapi yang ditargetkan, imunoterapi, dan obat-obatan baru. Kami juga melakukan pengujian genetik pada tumor untuk menyesuaikan obat-obatan dan perawatan yang dipersonalisasi.” Kanker ovarium paling sering menyerang wanita sekitar usia 62 tahun. Meskipun tidak ada cara yang dijamin untuk mencegahnya, tetap waspada dan proaktif dapat membantu meningkatkan hasil.
Kanker serviks dan ovarium adalah dua jenis kanker yang berdampak signifikan pada wanita. Kanker serviks dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan tes skrining rutin, sedangkan kanker ovarium lebih sulit dideteksi karena tidak ada tes skrining yang efisien. Memahami gejala dan risiko masing-masing kanker adalah penting untuk deteksi dini dan pengobatan yang berhasil.
Deteksi dini adalah kunci dalam melawan kanker, terutama kanker serviks dan ovarium. Melakukan pemeriksaan rutin dan mengenali gejala awal dapat membantu meningkatkan kesempatan untuk sukses dalam pengobatan. Dengan kemajuan dalam pengobatan, penting bagi wanita untuk tetap waspada dan berkonsultasi dengan dokter jika ada gejala yang mengkhawatirkan.
Sumber Asli: kvia.com
Post Comment