Pencegahan Kanker
Penelitian
CANCER PREVENTION, CAT, CATRIONA JAMIESON, CUBA, DIVISION OF REGENERATIVE MEDICINE, HEALTH MOORES CANCER CENTER, HPV VACCINE, JAMIESON, MEDICINE, MOORES CANCER CENTER, NORTH AMERICA, NUTRITION, RESEARCH, SAN DIEGO, SANTA CLARA, UC, UCSD CALIFORNIA INSTITUTE FOR REGENERATIVE MEDICINE ALPHA STEM CELL CLINIC, UNITED STATES, UNIVERSITY OF CALIFORNIA SAN DIEGO
Marcus Johnson
0 Comments
Membongkar Genom Gelap: Menargetkan Editor Basa yang Diaktifkan Stres untuk Menghentikan Perkembangan Kanker
Dr. Catriona Jamieson membahas peran ADAR1p150 dan enzim APOBEC dalam perkembangan kanker dan menunjukkan bagaimana stres dan faktor luar seperti perjalanan luar angkasa dapat memperburuk kondisi ini. Penemuan mereka menjanjikan pendekatan terapeutik baru dalam menargetkan proses ini dengan rebecsinib adalah salah satu solusi yang sedang dipromosikan.
Catriona Jamieson, MD, PhD, membahas peran editor basa yang diaktifkan oleh stres, seperti ADAR1p150 dan enzim APOBEC, dalam perkembangan kanker. Dia menyoroti pendekatan inovatif untuk menghentikan proses ini dan meningkatkan hasil terapeutik. Jamieson menjelaskan bahaya potensi pengeditan basa, terutama ketika pengedit alami ini diaktifkan dalam kondisi stres yang dapat memicu kanker.
Dalam konferensi Medicine World Conference (PMWC) 2025, Jamieson menekankan bahwa meskipun kemajuan dalam onkologi terus dipacu, tetap ada sisi gelap dari inovasi yang perlu diperhatikan. Genom kita mengandung elemen-elemen berulang yang ketika aktif, dapat menyebabkan mutasi dan memperburuk perkembangan kanker. APOBEC dan ADAR1 dianggap sebagai pemicu utama yang berperan dalam proses ini.
Jamieson menyebutkan pentingnya membedakan antara hasil penelitian pada tikus dan manusia, karena ada enzim pengedit spesifik primata yang diaktifkan dalam konteks stres. Jamieson dan timnya melakukan penelitian terhadap mutasi kanker dengan memanfaatkan data dan contoh dari misi luar angkasa. Hasilnya menunjukkan bahwa perjalanan ke luar angkasa dapat memicu aktivasi enzim APOBEC, serta mutasi pada sel-sel hematopoietik.
Dalam misi luar angkasa, ditemukan durasi berada di ruang angkasa berpengaruh terhadap mutasi, di mana mutasi cenderung terjadi setelah 21 hari. Penemuan ini menunjukkan adanya klon progenitor yang telah mengalami mutasi benar-benar dapat berkontribusi pada pembentukan sel kanker. Jamieson menyarankan untuk menargetkan ADAR1p150 dalam terapi kanker sebagai langkah untuk menghentikan proses ini.
Tim Jamieson sedang mempersiapkan aplikasi investigasi obat baru untuk rebecsinib, yang merupakan penghambat molekul kecil pertama untuk ADAR1. Mereka juga mengembangkan sistem bioreaktor nanostem untuk mendeteksi aktivasi ADAR dalam konteks kanker. Dengan hasil dari sistem ini, mereka dapat membedakan sel punca normal dari sel punca kanker.
Jamieson menyatakan bahwa rebecsinib menunjukkan potensi dalam menghentikan proliferasi sel kanker di ruang angkasa, di mana drug ini mampu melemahkan kapasitas regenerasi kanker. Mereka percaya ini dapat menawarkan pemahaman baru mengenai celah dalam biologi kanker, dengan harapan dapat diterapkan dalam konteks klinis yang nyata.
Jamieson menyoroti bahwa pengedit basa seperti ADAR1p150 dan enzim APOBEC berperan signifikan dalam perkembangan kanker melalui aktivasi yang terjadi akibat stres. Penelitian menunjukkan enzim ini berkolerasi dengan mutasi yang memperburuk prognosis kanker. Di misi luar angkasa, fenomena ini diamati dan memberikan insight baru tentang bagaimana stres dapat memicu karsinogenesis, memperkuat pentingnya menciptakan pendekatan terapeutik yang baru.
Penelitian oleh Jamieson menyoroti peran penting ADAR1p150 dan enzim APOBEC dalam perkembangan kanker. Dengan memahami pengaruh stres terhadap genom, pendekatan terapeutik seperti rebecsinib diharapkan dapat memberikan solusi dalam menghentikan proliferasi sel kanker. Lokasi misi luar angkasa juga memberikan perspektif baru dalam penelitian kanker dan faktor-faktor yang mempengaruhi mutasi genetik.
Sumber Asli: www.pharmacytimes.com
Post Comment