Nyeri Terkait Penggunaan Rokok, E-Rokok, dan Ganja di Antara Penyintas Kanker
Sebuah studi menunjukkan bahwa penyintas kanker dengan nyeri kronis cenderung menggunakan rokok, e-rokok, dan ganja lebih banyak, tetapi mengurangi konsumsi alkohol. Sekitar 30% penyintas kanker mengalami nyeri kronis, yang sering kali berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup. Penelitian ini menyoroti perlunya perbaikan dalam manajemen nyeri dan kebijakan terkait di tengah peningkatan jangka hidup penyintas kanker.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Cancer menunjukkan bahwa tingkat nyeri yang lebih tinggi pada penyintas kanker berkaitan dengan peningkatan penggunaan rokok, e-rokok, dan ganja, namun dengan konsumsi alkohol yang lebih rendah. Sekitar 30% penyintas kanker memenuhi kriteria nyeri kronis, dengan angka ini mencapai 50% pada mereka yang memiliki penyakit lanjut. Penelitian ini memanggil perhatian pada perlunya perbaikan manajemen nyeri di kalangan penyintas kanker yang terus bertambah seiring bertambahnya usia dan lamanya hidup setelah diagnosis. Penelitian ini menggunakan dua dataset nasional untuk menganalisis hubungan antara nyeri dan penggunaan zat non-opioid, serta dampaknya terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup.
Dalam studi yang melibatkan 1252 orang dewasa dengan riwayat kanker, ditemukan bahwa intensitas nyeri yang lebih besar berhubungan dengan peningkatan penggunaan rokok (odds ratio disesuaikan (aOR), 1.34) dan e-rokok (aOR, 1.22). Sebaliknya, konsumsi alkohol dalam 30 hari terakhir menunjukkan hubungan negatif (aOR, 0.89). Temuan ini menunjukkan bahwa penyintas kanker dengan nyeri kronis lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental dan fisik yang lebih buruk. Berdasarkan studi lain, pola serupa ditemukan, di mana nyeri kronis meningkatkan kemungkinan merokok dan mengurangi penggunaan alkohol.
Para peneliti mengakui keterbatasan dari penelitian ini, termasuk ketergantungan pada data yang dilaporkan sendiri dan desain cross-sectional yang tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung. Meskipun demikian, mereka mendorong penilaian yang lebih baik terhadap nyeri dan penggunaan zat non-opioid di antara penyintas kanker dan perlunya intervensi yang menyasar kedua masalah tersebut, serta perbaikan kebijakan manajemen nyeri. Alhasil, perhatian terhadap kesejahteraan penyintas kanker sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Studi ini menunjukkan hubungan signifikan antara nyeri kronis dan peningkatan penggunaan zat non-opioid seperti rokok dan ganja di kalangan penyintas kanker. Penemuan ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk intervensi yang komprehensif dalam manajemen nyeri dan penggunaan zat, demi meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan untuk kelompok yang rentan ini.
Sumber Asli: www.ajmc.com
Post Comment