Loading Now

Kemajuan dalam Penelitian Kanker Endometrium

Dalam penelitian kanker endometrium, NCI menyoroti pentingnya pencegahan, deteksi dini, dan terapi yang sesuai. Deteksi masih terbatas, namun riset biomarker dan metode non-invasif berkembang. Kenaikan insidensi kanker lebih signifikan di kalangan wanita kulit hitam. Terapi baru, termasuk imunoterapi, menunjukkan hasil baik, serta kolaborasi riset terus berlanjut.

Penelitian mengenai kanker endometrium, didanai oleh NCI, berfokus pada pencegahan, deteksi, dan pengobatan kanker ini. Kanker endometrium, yang sering lebih umum dibandingkan dengan sarkoma rahim, memiliki dua subtipe utama: endometrioid (75-80%) dan non-endometrioid. Tumor endometrioid biasanya terdiagnosis lebih awal, sedangkan non-endometrioid cenderung lebih agresif dan memiliki prognosis yang buruk.

Deteksi dini kanker endometrium tidak memiliki tes skrining standar. Penelitian mencari cara baru untuk mendeteksi kanker sebelum timbulnya gejala, termasuk faktor risiko genetik. Perdarahan abnormal pada wanita pasca-menopause sering kali merupakan tanda awal kanker ini.

Para ilmuwan sedang mengidentifikasi biomarker baru untuk diagnosis kanker endometrium di tahap awal. Penelitian seperti DETECT Study menggunakan sampel tampon vagina untuk menemukan biomarker. Selain itu, tes PapSEEK dari jaringan penelitian deteksi dini NCI juga menunjukkan potensi mendeteksi modifikasi DNA terkait kanker.

Kanker endometrium juga bisa terkait dengan sindrom Lynch, yang meningkatkan risiko kanker lainnya. Semua pasien kanker endometrium disarankan untuk diuji untuk kondisi ini agar pengobatan dan pencegahan dapat lebih efektif.

Pengobatan standar untuk kanker endometrium tahap awal adalah dengan pembedahan, diikuti dengan terapi radiasi, kemoterapi, atau hormon jika perlu. Terapi imun dan bertarget juga tengah dikembangkan, dengan obat seperti pembrolizumab (Keytruda) yang menunjukkan hasil yang menjanjikan pada makhluk hidup yang memiliki tumor dMMR/MSI-H.

Studi terbaru menunjukkan bahwa kanker endometrium meningkat, terutama subtipe non-endometrioid, yang lebih umum di kalangan wanita kulit hitam, mencerminkan lonjakan dalam tingkat kematian. Penelitian NCI berlanjut untuk memahami faktor genetik dan sosial yang berkontribusi terhadap lonjakan ini.

NCI mendukung berbagai program penelitian untuk kanker endometrium dan menjalin kolaborasi untuk meningkatkan pemahaman serta perawatan kanker ini. Beberapa studi sedang dilakukan untuk menjajaki pengaruh intervensi sosial dan faktor genetik dalam pengobatan kanker ini di kalangan wanita kulit hitam.

Sumber daya dan program penelitian seperti SPOREs dan E2C2 bertujuan untuk bersama-sama memajukan pengobatan serta pencegahan kanker endometrium. Ini mengarah pada penelitian klinis baru dan pengembangan terapi yang lebih baik.

Kesimpulan penelitian kanker endometrium menunjukkan bahwa penanganan lebih lanjut dalam deteksi dini, terapi imun, dan memperhatikan disparitas antara kelompok etnis yang berbeda sangat penting. Upaya menuju penelitian lebih lanjut dan pengembangan terapi dapat meningkatkan hasil untuk pasien dengan kanker endometrium.

Sumber Asli: www.cancer.gov

Ines Alvarez is a digital media strategist and journalist who has reshaped online news reporting through innovative storytelling techniques. With a degree from the University of California, Berkeley, Ines utilizes her technological expertise to engage readers through interactive content and immersive narratives. Over a span of ten years, she has covered major events across various platforms, developing a unique voice that resonates with diverse audiences. Ines is also an advocate for journalism education and is often invited to speak at media seminars.

Post Comment