Loading Now

AI Dapat Meningkatkan Deteksi Dini Kanker Payudara di India

AI berpotensi meningkatkan deteksi kanker payudara secara dini dan mengurangi beban kerja radiolog. Di Swedia, AI mendeteksi 6,4 kasus per 1.000 wanita dibandingkan dengan 5 kasus metode standar. Di India, tantangan termasuk usia diagnosis yang lebih muda dan perlunya dataset lokal. Teknologi Thermalytix menawarkan alternatif non-mamografi yang menjanjikan untuk deteksi kanker.

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung radiolog dalam mendiagnosis kanker payudara berpotensi meningkatkan deteksi dini, termasuk dalam kasus yang lebih agresif. Penelitian yang diterbitkan di Lancet melibatkan lebih dari 100.000 wanita di Swedia, menunjukkan bahwa AI dapat mendeteksi 6,4 kasus kanker per 1.000 wanita, dibandingkan dengan 5 kasus dengan metode standar. AI juga meningkatkan deteksi kanker invasif hingga 270 kasus, mengurangi beban kerja radiolog hingga 44,2%.

Kanker payudara merupakan salah satu kanker paling umum di kalangan wanita, dan meskipun teknologi saat ini belum dikaitkan langsung dengan penurunan angka kematian, potensi awal dalam mendeteksi kanker lebih awal sangat signifikan. Dengan adanya tantangan di India, seperti kesalahan manusia dan standar yang bervariasi, Dr Abhishek Shankar dari AIIMS-Delhi mengatakan teknologi seperti ini dapat menciptakan keseragaman dalam diagnosis.

Namun, untuk menerapkan AI ini di India, diperlukan dataset lokal karena pola kanker payudara berbeda dari negara Barat. Di India, angka kematian mencapai 98.000 orang per tahun, dengan wanita lebih mungkin terkena kanker payudara pada usia yang lebih muda, yaitu antara 40 hingga 50 tahun. Selain itu, terdapat tantangan dalam mendeteksi kanker pada wanita muda karena mamografi lebih efektif untuk wanita berusia di atas 50 tahun.

Teknologi screening berbasis AI telah ada di India, salah satunya adalah Thermalytix, yang diuji di Punjab. Daripada menggunakan mamografi, Thermalytix menganalisis variasi suhu pada payudara untuk memprediksi risiko kanker. Alat ini ringan, portabel, dan memerlukan sedikit infrastruktur. Dalam uji coba tersebut, 460 wanita dinyatakan berisiko tinggi, dengan 27 kasus kanker terkonfirmasi.

Penggunaan AI dalam screening kanker payudara menunjukkan potensi untuk mendeteksi lebih banyak kasus pada tahap lebih awal sambil mengurangi beban kerja dokter. Di India, tantangan yang dihadapi termasuk tingginya angka kematian, usia diagnosis yang lebih muda, serta kebutuhan akan dataset lokal bagi model AI. Teknologi seperti Thermalytix memberikan alternatif yang menjanjikan untuk peningkatan deteksi kanker. Kesimpulannya, penggunaan AI dapat menjadi langkah maju yang penting dalam perang melawan kanker payudara, terutama di negara dengan sumber daya terbatas seperti India.

Sumber Asli: indianexpress.com

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment