Loading Now

Diskusi Ahli Mengenai Deteksi Dini dan Tantangan Pengobatan Kanker Anak

Simposium menyoroti tantangan deteksi kanker anak di Nigeria, termasuk gejala umum yang sering tertukar dengan penyakit lain dan biaya tinggi. Sekitar 75% kasus terdiagnosis terlambat. Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan memperbaiki fasilitas serta akses pada pengobatan kanker adalah urgent.

Prof. Biobele Brown, seorang onkolog anak di University College Hospital (UCH) Ibadan, menggarisbawahi tantangan deteksi kanker anak dini di Nigeria. Ia menyebutkan kesamaan gejala dengan penyakit lain, ketidaktahuan, sistem rujukan yang buruk, dan biaya pengobatan yang tinggi sebagai penghalang utama. Ini menyebabkan diagnosa terlambat, menghambat anak untuk mendapatkan perawatan yang efektif dan tepat waktu. Pada simposium yang diadakan di Abuja untuk memperingati Hari Kanker Anak Internasional, Brown menjelaskan bahwa sekitar 75% kasus kanker anak terdiagnosis pada tahap lanjut.

Simposium tersebut diorganisasi oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial bersama Yayasan Kanker Akanimo. Tema untuk tahun 2025 adalah “Inspirasi Aksi: Solusi Praktis untuk Memperkuat Infrastruktur Kesehatan, Akses Perawatan, dan Deteksi Dini Kanker Anak di Nigeria”. Brown menunda bahwa kanker pediatrik sering kali menunjukkan gejala umum seperti pembengkakan perut, penurunan berat badan, dan demam, yang juga terlihat pada kondisi non-kanker. Keterlambatan orang tua dalam mencari pengobatan berkontribusi pada diagnosa yang terlambat.

Menyikapi kurangnya tenaga medis dan fasilitas, Brown mendorong masyarakat untuk terlibat dalam program National Health Insurance Authority (NHIA) untuk meningkatkan akses pengobatan kanker. Ia juga menyerukan agar fasilitas kesehatan modern, khususnya onkologi radiasi, harus lebih tersedia bagi anak-anak. Anggota DPR, Amos Magaji, menyatakan bahwa perawatan kanker akan mendapat perhatian besar dalam RUU Anggaran 2025, khususnya infrastruktur yang lebih baik dan alat-alat canggih seperti Positron Emission Tomography (PET) scanner.

Dr. Iziaq Salako, Menteri Negara untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, menyampaikan bahwa pemerintah telah merencanakan perawatan kanker anak dalam Rencana Strategis Kanker Nasional 2023-2027. Salako yang diwakili oleh Dr. Kehinde Ololade, menambahkan bahwa sebelumnya hanya kanker dewasa yang menjadi fokus, sekarang kanker anak menjadi prioritas. Dukungan dari Organisasi Kesehatan Dunia juga membantu membuat perawatan kanker anak lebih terjangkau dan dapat diakses.

Ibu Idara Ekanem, pendiri Yayasan Kanker Akanimo, berbagi visi yayasan untuk memberikan dukungan kepada keluarga yang terkena dampak kanker. Visi ini lahir dari pengalaman pribadi setelah kehilangan putranya, Akanimo, akibat kanker langka. Ia menjelaskan pentingnya penyebaran informasi tentang kanker anak dan penegasan bahwa kanker ini nyata dan memengaruhi anak-anak di Nigeria. “Saya ingin Anda menyebarkan pesan bahwa kanker anak adalah nyata. Ini memengaruhi anak-anak di Nigeria. Itu bukan mitos atau kecurigaan,” ujarnya.

Kanker anak di Nigeria menghadapi tantangan besar dalam deteksi dini dan pengobatan. Faktor seperti kesamaan gejala dengan penyakit lain, biaya tinggi, dan kurangnya fasilitas menjadi kendala. Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan memperbaiki sistem kesehatan akan sangat membantu meningkatkan akses dan pengobatan bagi anak-anak dengan kanker.

Sumber Asli: nannews.ng

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment