Pencegahan Kanker
Penelitian
ASIA, CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, DISEASE PREVENTION, EWING, FACULTY OF MEDICINE, PUBLIC HEALTH, FACULTY OF MEDICINE, PUBLIC HEALTH, AND NURSING OF UNIVERSITAS GADJAH MADA, FK -, HARDIANTI, HPV VACCINE, INDONESIA, MAR, MARDIAH SUCI HARDIANTI, MEDICINE, RESEARCH, RSUP, SARDJITO, UN
Ines Alvarez
0 Comments
Kasus Kanker Meningkat di Indonesia, Pentingnya Kesadaran Gejala Awal
Indonesia mengalami lonjakan kasus kanker dengan 408.661 kasus baru di 2022. Kanker payudara, paru-paru, dan serviks menjadi yang paling umum. Keterlambatan diagnosis dan pengobatan berkontribusi terhadap tingginya angka kematian. Deteksi dini dan kesadaran akan gejala awal sangat krusial untuk mengurangi angka kematian dan meningkatkan hasil perawatan.
Menurut data Global Cancer Observatory 2022, Indonesia mencatat 408.661 kasus kanker baru dengan angka kematian 242.099, lebih dari 50% dari total kasus.
Lima jenis kanker paling umum di Indonesia adalah kanker payudara, paru-paru, serviks, kolorektal, dan hati.
Tanpa intervensi, jumlah kasus diperkirakan akan meningkat 63% antara 2025 dan 2040, memberikan beban berat pada sistem kesehatan masyarakat.
Dr. Mardiah Suci Hardianti, spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran UGM, mengungkapkan bahwa dari 2008 hingga 2021, RSUP Dr. Sardjito mencatat 48.429 kasus baru, dominan kanker payudara, kolorektal, serviks, ovarium, dan limfoma non-Hodgkin.
Sebanyak 62,9% kasus ini terjadi pada wanita usia 31 hingga 70 tahun. Beberapa jenis kanker sering dijumpai pada individu lebih muda, termasuk leukemia akut dan tumor otak.
Faktor penyebabnya meliputi paparan radiasi ultraviolet, infeksi virus Epstein-Barr, dan gangguan sistem imun. Dr. Hardianti juga menyoroti tingginya angka kematian karena keterlambatan diagnosis.
Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan hasil pengobatan. Misalnya, kanker payudara yang terdeteksi lebih awal memiliki tingkat kel存存ancebertahanan hidup lima tahun sebanyak 90%, tetapi hanya 20% ketika terdiagnosis pada tahap metastasis.
Gejala awal kanker yang sering diabaikan meliputi benjolan pada payudara, batuk berkepanjangan yang mungkin terkait kanker paru-paru, dan perubahan kebiasaan buang air besar untuk kanker kolorektal.
Pendarahan berulang juga bisa menjadi tanda awal kanker. Kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan kelelahan berkepanjangan mungkin juga menunjukkan risiko kanker.
Di Indonesia, fasilitas pengobatan kanker yang lengkap masih terbatas. Oleh karena itu, skrining dan deteksi dini menjadi solusi untuk mengurangi kasus stadium lanjut.
Dr. Hardianti mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, menghindari rokok, berolahraga, dan menjaga pola makan yang seimbang.
Tingginya angka kasus kanker di Indonesia menekankan pentingnya deteksi dini untuk pengobatan yang lebih berhasil. Walaupun terdapat banyak faktor risiko, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin serta menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker. Ketahui gejala-gejala awal dan konsultasikan dengan dokter jika mengalami tanda-tanda mencurigakan.
Sumber Asli: ugm.ac.id
Post Comment