Mengelola Gejala Kesulitan Bernapas pada Pasien Kanker Paru
Artikel ini menyoroti pentingnya intervensi nonfarmakologis dalam manajemen gejala kesulitan bernapas pada pasien kanker paru. Banyak pasien yang terpengaruh oleh gejala seperti sesak napas, batuk, dan kelelahan. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini sangat efektif dalam memperbaiki kualitas hidup pasien.
Manajemen gejala kesulitan bernapas pada pasien kanker paru memerlukan integrasi intervensi nonfarmakologis dan farmakologis. Dr. Shanada Monestime, direktur penelitian di GO2 for Lung Cancer, menekankan betapa pentingnya peran apoteker onkologi dalam hal ini. Penelitian menunjukkan intervensi ini membantu mengurangi gejala seperti sesak napas, batuk, dan kelelahan—yang saling berinteraksi dan dapat mengganggu kualitas hidup pasien dengan kanker paru.
Sebuah penelitian terkendali menunjukkan pasien yang mendapatkan intervensi nonfarmakologis memiliki pengurangan gejala yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Dari 263 peserta yang mengalami dampak buruk pada aktivitas harian mereka, gejala diukur menggunakan berbagai instrumen standar. Hasil menunjukkan perbaikan yang klinis signifikan pada gejala antara kelompok intervensi dan kontrol setelah 12 minggu.
Pelatihan untuk tenaga kesehatan, termasuk perawat dan terapis fisik, diberikan untuk mengajarkan penggunaan teknik RDSI selama praktik klinis. Beberapa strategi intervensi mencakup teknik pernapasan terkontrol, teknik penekanan batuk, akupresur dengan beberapa titik, dan program latihan yang disesuaikan secara individual.
Menurut Dr. Monestime, 50-70% pasien kanker paru mengalami sesak napas, lebih dari 60% mengalami batuk, dan hampir semua mengalami kelelahan. Ini menunjukkan bahwa intervensi nonfarmakologis sangat penting sebelum pengobatan farmakologis. Dia juga menjelaskan perlunya pedoman khusus tentang manajemen batuk untuk pasien kanker paru yang saat ini belum tersedia.
Meskipun terkadang obat-obatan diperlukan, pendekatan nonfarmakologis seringkali merupakan opsi terbaik untuk mengatasi gejala kesulitan bernapas. Monestime menambahkan perlunya pemantauan berkala gejala selama setiap kunjungan medis untuk perbaikan berkelanjutan. Identifikasi dan penanganan penyebab yang dapat dibalik dari gejala ini adalah langkah penting dalam manajemen keseluruhan pasien.
Integrasi pendekatan nonfarmakologis dengan manajemen farmakologis sangat penting untuk mengatasi gejala kesulitan bernapas pada pasien kanker paru. Banyak pasien mengalami dampak signifikan dari gejala seperti sesak napas, batuk, dan kelelahan, dan pendekatan holistik dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Sebuah sistem pemantauan yang efektif perlu diterapkan untuk menangani ini secara proaktif dan menyeluruh.
Sumber Asli: www.pharmacypracticenews.com
Post Comment