Tingginya Tingkat Polypharmacy di Kalangan Pasien Kanker Paru—Termasuk Dewasa Muda
Studi dari Universitas Lakehead menunjukkan prevalensi tinggi polypharmacy di pasien kanker, terutama kanker paru-paru dan stadium IV. Sekitar 57% pasien mengalami polypharmacy satu tahun setelah diagnosis. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengawasan multidisiplin untuk mengelola penggunaan obat pada pasien, termasuk di kalangan orang dewasa muda.
Penelitian terbaru dari Universitas Lakehead di Ontario menemukan bahwa polypharmacy, penggunaan lima atau lebih obat, umum terjadi pada pasien kanker, terutama mereka yang menderita kanker paru-paru atau stadium IV. Dalam studi longitudinal ini, prevalensi polypharmacy meningkat dari 46% sebelum diagnosis jadi 57% setelahnya, dengan prevalensi tertinggi di antara pasien kanker paru-paru (52,4%) dan stadium IV (51,3%). Polypharmacy minor meningkatkan kemungkinan penggunaan layanan darurat dan rawat inap secara signifikan, sementara hyper-polypharmacy memiliki dampak yang lebih besar pada hospitalisasi dan kunjungan rumah sakit.
Sejumlah 193.047 catatan kesehatan de-identified dari pasien kanker diolah, dan para peneliti mencatat pergeseran dalam penggunaan obat pasca diagnosis kanker. Sekitar separuh peserta memiliki tiga atau lebih kondisi kronis. Hyper-polypharmacy melonjak dari 25,1% sebelum diagnosis menjadi 37,8% setelahnya, terutama di kelompok usia lebih muda. Efek ini lebih mencolok bagi mereka yang tidak memiliki kondisi kronis tambahan.
Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi polypharmacy pasca diagnosis berbeda antar jenis kanker; hanya 31,7% pasien kanker paru yang tidak mengalami polypharmacy, dibandingkan 53,5% pada kanker genital wanita. Sebanyak 10,7% dan 21,3% peserta mengunjungi ED dan dirawat inap dengan frekuensi tinggi setelah diagnosis kanker. Peneliti menyarankan perlunya pengawasan lebih ketat dari tim multidisiplin termasuk apoteker untuk mengelola polypharmacy dengan lebih baik.
Dr. Benyam Muluneh menyoroti pentingnya penelitian yang mencakup pasien muda, mengingat prevalensi kanker meningkat di kelompok usia ini. Penting untuk melakukan rekonsiliasi obat dan memantau interaksi obat, terutama karena biaya kemoterapi oral mendorong pasien untuk mengunjungi beberapa apotek. Memastikan pemahaman yang sama tentang perawatan pencegahan pada pasien muda seperti halnya pada pasien usia lanjut juga sangat diperlukan.
Studi ini menunjukkan prevalensi polypharmacy yang tinggi di kalangan pasien kanker, dengan dampak signifikan pada layanan kesehatan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi manajemen polypharmacy dan meningkatkan hasil pasien melalui pendekatan multidisiplin. Ini sangat relevan bagi pasien yang lebih muda yang juga membutuhkan perhatian terkait penggunaan obat.
Sumber Asli: www.pharmacypracticenews.com
Post Comment