Terlalu Sedikit Wanita Melanjutkan Perawatan Kanker Payudara Pasca Kehamilan
Hanya sepertiga wanita kembali ke terapi kanker payudara setelah kehamilan; tingginya angka kekambuhan mencerminkan kurangnya pemulihan perawatan. Studi menunjukkan bahwa efek samping dari obat dan transisi menjadi orang tua bisa menjadi hambatan. Riset ini bertujuan untuk memahami lebih lanjut rintangan penerimaan terapi yang efektif.
Hanya sepertiga wanita yang terdiagnosis kanker payudara kembali melanjutkan perawatan pasca kehamilan, yang berdampak pada tingginya angka kekambuhan. Wanita dengan kanker payudara yang bergantung pada estrogen biasanya menjalani terapi endokrin selama lima tahun atau lebih. Terapi ini tidak bisa dilakukan selama kehamilan atau menyusui, memaksa wanita untuk menghentikannya saat ingin memiliki anak.
Sebuah studi terbaru dari Stanford Medicine menunjukkan bahwa hanya sekitar sepertiga dari wanita dengan kanker payudara reseptor estrogen positif yang kembali melanjutkan terapi endokrin setelah melahirkan. Selain itu, hanya dua pertiga dari mereka yang kembali melakukan pemantauan rutin untuk mendeteksi kekambuhan kanker. Penelitian ini mencatat bahwa hampir 20% dari wanita tersebut mengalami kekambuhan dalam waktu sepuluh tahun setelah melahirkan.
Dr. Julia Ransohoff mengecam rendahnya angka pemulihan terapi ini, mengatakan, “Ini menunjukkan bahwa kegagalan mengikuti panduan terapeutik berkontribusi pada hasil yang lebih buruk.” Dengan meningkatnya angka kanker payudara di kalangan wanita muda, perlu ada pemahaman yang lebih baik tentang rintangan yang dihadapi mereka untuk melanjutkan perawatan.
Selain itu, Dr. Allison Kurian menyoroti bahwa peserta uji klinis cenderung lebih termotivasi dibandingkan pasien di dunia nyata. Penelitian menggunakan basis data Oncoshare untuk mengevaluasi 215 wanita dengan kanker payudara yang hamil. Dari jumlah tersebut, hanya 36 wanita (32%) menyelesaikan lima tahun terapi endokrin.
Riset ini juga tidak memperjelas alasan di balik keputusan wanita untuk menghentikan terapi, tetapi dampak negatif obat-obatan ini pada kualitas hidup, seperti gejala menopause dan stres menjadi faktor. Di antara wanita yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan payudara, 67% melanjutkan pemantauan pasca melahirkan.
Tim peneliti berharap studi ini bisa mendorong penelitian lebih besar untuk memahami hambatan pada kepatuhan perawatan. Mereka juga mengidekan studi prospektif dengan kuesioner untuk mengevaluasi harapan dan tantangan pasien. Dr. Kurian mengingatkan bahwa meski kedengarannya mudah setelah menjalani kemoterapi, pemantauan dan terapi lanjutan adalah bagian penting yang harus diperhatikan.
Studi dari Stanford Medicine menunjukkan bahwa hanya sepertiga wanita dengan kanker payudara yang kembali melanjutkan terapi endokrin setelah melahirkan, berkontribusi pada tingginya angka kekambuhan. Upaya pemahaman lebih lanjut mengenai hambatan dalam kelanjutan perawatan sangat penting, mengingat tingginya angka kanker di kalangan wanita muda. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbaiki hasil pasien dengan memperhatikan kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com
Post Comment