Ilmuwan Kembangkan Drone Mikro Sel untuk Mengantarkan Obat Penghancur Kanker
Para ilmuwan telah mengembangkan vesikel dari sel darah merah untuk membantu mengantarkan obat kanker, khususnya antisense oligonukleotida (ASOs). Ini bertujuan mengatasi masalah resistensi obat dalam kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC) dan meningkatkan pengobatan yang lebih presisi dan efektif.
Seperangkat ilmuwan telah mengembangkan metode baru menggunakan vesikel yang berasal dari sel darah merah untuk mengantarkan antisense oligonukleotida (ASOs) yang disesuaikan. Penelitian ini memberikan harapan untuk mengatasi resistensi obat pada kanker paru-paru, yang menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker tertinggi di dunia. Kanker paru non-sel kecil (NSCLC) menyumbang sekitar 80% dari kasus tersebut, seringkali dengan perubahan genetik yang menggerakkan pertumbuhan tumor.
Meskipun obat-obatan seperti inhibitor kinase tirosin (TKI) efektif pada awalnya, pasien sering mengalami resistensi yang membatasi pilihan pengobatan. Mutasi umum pada EGFR seperti L858R dan T790M sering terjadi pada NSCLC, di mana osimertinib menjadi standar pengobatan, namun bahkan obat ini pun bisa kehilangan efektivitasnya. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk terapi inovatif yang dapat mengatasi adaptasi kanker.
Antisense oligonukleotida (ASOs) telah muncul sebagai solusi berpotensi, dapat disesuaikan untuk menargetkan mutasi spesifik pada kanker. Tantangan utama adalah bagaimana mengantarkan ASOs ke sel tumor, karena mereka cepat terdegradasi di aliran darah. Untuk ini, para peneliti menggunakan vesikel ekstraseluler (EVs), partikel nano yang dapat mengantarkan molekul ke jaringan tertentu.
Tim yang dipimpin oleh Asisten Profesor Minh Le dari Universitas Nasional Singapura telah mengembangkan metode inovatif dengan mengandalkan RBCEVs untuk membawa ASOs langsung ke sel kanker. Dengan menambahkan molekul khusus pada permukaan EV, kemampuan mereka untuk mengenali dan menyerang sel tumor meningkat. Dalam model lab, RBCEVs yang dimuat ASO menunjukkan efek anti-kanker yang kuat tanpa mengganggu sel normal.
“Mutasi EGFR adalah penyebab paling umum kanker paru-paru di populasi Asia. Tujuan kami adalah menciptakan solusi yang lebih efektif dan tahan lama,” kata Asisten Profesor Minh Le. Penelitian ini dipublikasikan di eBioMedicine, menekankan pentingnya kombinasi antara ASOs dengan RBCEVs untuk pengembangan kedokteran presisi yang lebih baik.
Kesimpulannya, inovasi dalam menggunakan vesikel sel darah merah sebagai pengantar ASOs menunjukkan potensi besar dalam terapi kanker, terutama dalam mengatasi resistensi obat. Pendekatan ini dapat disesuaikan dengan profil genetik individu, memberikan jalan baru untuk pengobatan kanker paru yang lebih efektif dan rendah efek samping.
Sumber Asli: www.thebrighterside.news
Post Comment