Pencegahan Kanker
Penelitian
ASTELLAS, CALIFORNIA, CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, DEPARTMENT OF, DEPARTMENT OF GENITOURINARY ONCOLOGY, GILEAD, HEALTHCARE, HHS OFFICE, HPV VACCINE, JAIME - CASAS, MD, MEDICINE, NORTH AMERICA, RESEARCH, SALVADOR JAIME - CASAS, SAN FRANCISCO, SOCIETY, UNITED STATES
Sofia Peterson
0 Comments
Manfaat dan Risiko Kombinasi ADC dalam Kanker Kandung Kemih Lanjutan
Kombinasi Antibody-Drug Conjugates (ADCs) dalam kanker urotelial lanjutan menunjukkan tingkat respons objekif 66,2% tapi dengan efek samping serius. Sacituzumab govitecan ditarik pasar setelah gagal memenuhi target kelangsungan hidup, sementara enfortumab vedotin menunjukkan hasil lebih baik dengan pengurangan 49% risiko kematian dibanding kemoterapi. Perlu penelitian lebih lanjut untuk kedua ADC ini dalam konteks kelangsungan hidup pasien.
Dalam kanker urotelial lanjutan (aUC), penggunaan kombinasi Antibody-Drug Conjugates (ADCs) dengan terapi imun telah terbukti memberikan manfaat, namun juga dihadapkan pada efek samping. Salvador Jaime-Casas, MD dari City of Hope, melakukan tinjauan sistematis terhadap lima uji coba yang melibatkan ADC, yaitu sacituzumab govitecan (Trodelvy) dan enfortumab vedotin (Padcev). Hasil menunjukkan tingkat respons objektif (ORR) sebesar 66,2% dengan efek samping berat terutama neutropenia.
Sacituzumab govitecan telah mendapatkan persetujuan awal sebagai monoterapi pada April 2021 tetapi ditarik dari pasar pada akhir 2022 karena data kelangsungan hidup jangka panjang tidak memenuhi target. Sebaliknya, enfortumab vedotin menerima persetujuan reguler pada Juli 2021 dan baru-baru ini disetujui berkolaborasi dengan pembrolizumab untuk pasien baru didiagnosa aUC, yang menunjukkan pengurangan risiko kematian hingga 49% dibanding kemoterapi.
Jaime-Casas menunjukkan bahwa meskipun tingkat respons objektif menunjukkan peningkatan, efek samping dari pengobatan sacituzumab sangat signifikan, khususnya dalam hal efek hematologis. Dalam wawancara, Jaime-Casas menekankan perlunya pemantauan ketat bagi pasien yang menggunakan regimen sacituzumab dan anggaran perawatan kesehatan harus mempertimbangkan biaya pengobatan jangka panjang terhadap efek samping.
Terkait perbedaan efek samping, terdapat indikasi bahwa penggunaan ADC dalam pengobatan lini pertama memiliki toleransi lebih baik daripada lini kedua, dengan pasien lini pertama lebih mampu menangani toksisitas. Di tengah kekurangan cisplatin, penggunaan ADC seperti enfortumab vedotin diakui sebagai alternatif yang baik tanpa efek samping yang parah.
Analisis menunjukkan bahwa terdapat potensi kolaborasi antara ADC dengan struktur dan payload yang berbeda dalam uji klinis di masa mendatang, yang dapat mengurangi efek samping dan meningkatkan efektivitas pengobatan. Laporan ini menggarisbawahi pentingnya penelitian lebih lanjut untuk sacituzumab govitecan, terutama terkait data kelangsungan hidup.
Kombinasi ADC dalam pengobatan kanker v bladder menunjukkan hasil menggembirakan dengan tingkat respons objektif yang baik, meskipun diiringi dengan risiko tinggi efek samping, khususnya pada pengobatan sacituzumab govitecan. Penarikan sacituzumab dari pasar menjadi tanda penting, terutama ketika data kelangsungan hidup tidak memenuhi harapan. Enfortumab vedotin menjadi pilihan yang lebih aman dengan data positif dalam pengobatan barunya.
Sumber Asli: www.ajmc.com
Post Comment