Peningkatan Kelangsungan Hidup Tanpa Kemajuan Dengan Enfortumab Vedotin pada Kanker Urotelial
Efek samping enfortumab vedotin seperti neuropati, ruam kulit, dan hiperglikemia dikaitkan dengan peningkatan PFS pada pasien kanker urotelial metastatik. Data diambil dari 83 pasien yang menerima terapi ini, dengan hasil menunjukkan PFS lebih tinggi pada mereka yang mengalami efek samping dibandingkan yang tidak. FDA telah menyetujui kombinasi enfortumab vedotin dan pembrolizumab untuk indikasi ini.
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara efek samping tertentu seperti neuropati, ruam kulit, dan hiperglikemia setelah pengobatan enfortumab vedotin (Padcev) dengan peningkatan kelangsungan hidup tanpa kemajuan (PFS) pada pasien kanker urotelial metastatik. Data diperoleh dari presentasi poster di Simposium Kanker Genitourinari ASCO 2025, di mana 83 pasien yang dirawat dengan enfortumab vedotin dianalisis.
Dalam analisis ini, neuropati dilaporkan pada 36% pasien, ruam kulit pada 39%, dan hiperglikemia pada 7%. Rata-rata PFS adalah 4,5 bulan bagi pasien tanpa efek samping, 10,6 bulan untuk yang mengalami neuropati, 8,6 bulan untuk ruam kulit, dan 15,9 bulan untuk hiperglikemia.
Pasien dalam penelitian ini berusia rata-rata 69 tahun, dengan lokasi metastasis yang meliputi kelenjar getah bening (50%) dan paru-paru (41%). Sebanyak 52% pasien menerima enfortumab vedotin sebagai terapi garis pertama, sementara 34% sebagai garis kedua, dan sisanya pada garis ketiga dan keempat.
Penelitian ini juga mencakup pasien dengan histologi variant dan mendokumentasikan semua toksisitas yang muncul sepanjang pengobatan. Kemudian, para peneliti membandingkan hubungan antara efek samping dan PFS dengan menggunakan uji log-rank.
Sebelum presentasi tersebut, pada 15 Desember 2023, FDA telah menyetujui penggunaan enfortumab vedotin dengan pembrolizumab untuk kanker urotelial yang lanjut atau metastatik. Persetujuan ini didasarkan pada penelitian fase 3 EV-302/KN-A39 yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam kelangsungan hidup dan PFS dibandingkan dengan kemoterapi berbasis platinum.
Kesimpulannya, efek samping seperti neuropati, ruam kulit, dan hiperglikemia setelah pengobatan dengan enfortumab vedotin dapat menjadi petunjuk tidak langsung untuk peningkatan PFS pada pasien kanker urotelial metastatik. Penemuan ini diharapkan dapat mengarahkan pada strategi pengobatan yang lebih efektif dan individualisasi dalam terapi kanker.
Sumber Asli: www.oncnursingnews.com
Post Comment