Bisakah Minyak Sawit Mencegah Kanker?
Minyak sawit telah diperdebatkan terkait potensi karsinogeniknya, tetapi juga memiliki nutrisi yang bermanfaat. Kaya akan antioksidan dan tocotrienols, minyak sawit dapat memberikan perlindungan terhadap kanker. Dalam hal akrilamida, minyak sawit menunjukkan risiko terendah dibandingkan minyak lain. Moderasi dalam penggunaan adalah kunci, dan harus dipadukan dengan metode masak yang aman.
Satu dari dua orang berisiko berkembang menjadi kanker dalam hidup mereka, mendorong banyak orang untuk mencari pemicu potensial. Salah satu bahan yang sering dipertanyakan adalah minyak sawit. Sebelum menarik kesimpulan, penting untuk memeriksa bukti ilmiah terkait, kata Dr. Aman Rastogi, MCh Surgical Oncology di Manipal Hospitals, Delhi.
Minyak sawit banyak digunakan dalam produksi makanan dan memasak di seluruh dunia, diakui karena manfaat nutrisinya. Popularitasnya meningkat setelah larangan asam lemak trans oleh FDA pada 2015 dan rekomendasi WHO pada 2018, yang mendorong industri makanan beralih ke minyak sawit sebagai alternatif yang stabil dalam makanan ultra-proses.
Minyak sawit merah kaya akan karotenoid, senyawa yang bisa diubah menjadi vitamin A; ini berperan sebagai antioksidan yang mengurangi kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, minyak sawit merupakan sumber tocotrienols, bentuk vitamin E yang memiliki potensi anti-kanker, bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah pembentukan pembuluh darah baru bagi tumor.
Squalene dalam minyak sawit mendukung kesehatan secara umum dan membantu regulasi kolesterol. “Perannya dalam pencegahan kanker masih dalam penelitian, tetapi beberapa studi menunjukkan adanya efek pelindung,” kata Dr. Rastogi. Lauric acid pada minyak sawit juga dapat membunuh sel kanker sambil menjaga keseimbangan sel normal.
Dalam konteks minyak goreng, penting untuk memahami pembentukan akrilamida, yang dianggap karsinogen. Sebuah studi menemukan bahwa minyak kedelai menghasilkan akrilamida tertinggi, sedangkan minyak sawit memiliki level terendah, menjadikannya pilihan lebih aman dibandingkan minyak tidak jenuh lainnya.
Konsumsi minyak, termasuk minyak sawit, harus dilakukan dengan moderasi. ICMR menganjurkan minyak sawit sebagai bagian dari diet seimbang. “Gunakan minyak dengan titik asap tinggi, seperti minyak alpukat atau minyak sawit untuk cara memasak yang lebih sehat,” tambah Dr. Rastogi. Menggunakan minyak goreng berkali-kali juga tidak disarankan karena bisa membentuk lemak trans berbahaya.
Dengan komposisi unik yang mengandung lemak bermanfaat, vitamin, dan antioksidan, minyak sawit bisa menjadi pilihan baik dalam memasak. Namun, konsumsi yang bijak sangat penting untuk memaksimalkan manfaatnya sekaligus meminimalkan risiko kesehatan.
Minyak sawit, ketika dikonsumsi dengan moderasi dan sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan. Kaya akan antioksidan dan memiliki potensi sifat anti-kanker, minyak sawit dapat menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan beberapa minyak goreng lainnya. Perlu diingat bahwa metode memasak yang tepat dan penghindaran penggunaan minyak berulang kali juga penting untuk menjaga kesehatan.
Sumber Asli: www.financialexpress.com
Post Comment