Langkah Selanjutnya dalam Penelitian Kanker Timus: Terapi Imun dan Kolaborasi
Rohan Maniar, MD, menekankan peran penting imunoterapi dalam pengobatan kanker timus. Penelitian yang sedang berlangsung menunjukkan kombinasi pembrolizumab dan lenvatinib berpotensi sebagai standar pengobatan. Penanganan yang efektif memerlukan diagnosis yang tepat melalui kolaborasi multidisipliner.
Rohan Maniar, MD, menjelaskan pentingnya penelitian mengenai terapi imun.. Fokus utama adalah mempelajari peranan imunoterapi dan kombinasi imun dalam pengobatan kanker timus serta mengungkap mekanisme di balik gangguan autoimun paraneoplastik. Dalam pengobatan kanker yang langka ini, perawatan multidisipliner tetap krusial. “Perbaikan di bidang ini adalah mendorong ilmu pengetahuan dan kolaborasi antar organisasi”, ungkap Maniar.
Data dari uji klinis fase 2 PECATI menunjukkan potensi kombinasi pembrolizumab dan lenvatinib sebagai pengobatan standar. Dari 43 pasien, tingkat kelangsungan hidup tanpa progresi (PFS) mencapai 88,4% dalam 5 bulan, dengan PFS median 14,9 bulan. Efek samping dapat dikelola dengan pemantauan yang ketat.
Uji coba fase 2 lain sedang dilakukan di Indiana University dan Moffitt Cancer Center untuk menilai kombinasi pembrolizumab dan sunitinib pada pasien dengan karsinoma timus yang refrakter. Terapi berbasis antibodi serta kombinasi imun lain juga sedang diinvestigasi.
Maniar menekankan perlunya komunikasi antara para dokter untuk memastikan diagnosa kanker timus. Pengalaman dokter, patologis, dan radiologis sangat penting, terutama karena timus dapat mengg mimikkan kanker paru-paru. Mereka berfokus pada histologi yang tepat untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Sejumlah penelitian sedang mengeksplorasi kekuatan TROP2-targeted agent seperti sacituzumab govitecan. Di Indiana University, penelitian sedang dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas kombinasi pembrolizumab dan sunitinib. Peneliti berusaha lebih memahami bagaimana tumor dan mikro lingkungan tumor saling berinteraksi.
Memahami bagaimana tumor timus berkembang akan membuka jalan untuk perbaikan dalam terapi. Penelitian terkini menggunakan teknologi multiomic dan analisis sel tunggal untuk memahami gangguan autoimun dan sel-sel penyebabnya, sehingga dapat meningkatkan kandidat hadir untuk imunoterapi. Maniar ingin memastikan bahwa kemajuan tidak hanya ada pada kanker lebih umum.
Penelitian terkini dalam pengobatan kanker timus berfokus pada penggunaan imunoterapi dan memahami gangguan autoimun paraneoplastik. Konsentrasi pada diagnostik akurat, pemilihan pengobatan yang tepat, dan kolaborasi antar disiplin sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil perawatan. Kombinasi terapi dan penelitian lanjutan mungkin membuka potensi baru dalam pengobatan kanker ini.
Sumber Asli: www.onclive.com
Post Comment