Pencegahan Kanker
Penelitian
AMERICAN ASSOCIATION FOR CANCER RESEARCH, CANCER DISCOVERY, CANCER GENETICS AND EPIGENETICS PROGRAM, CANCER PREVENTION, CDC, CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION, EUROPE, HPV VACCINE, JAMIE MEDINA, JOHNS HOPKINS KIMMEL CANCER CENTER, MEDICINE, NORTH AMERICA, PRECISION MEDICINE, RESEARCH, UNITED STATES, VICTOR E. VELCULESCU, WOMEN'S HEALTH
Ines Alvarez
0 Comments
AI dalam Deteksi Dini Kanker Ovarium Melalui Tes Darah
Penelitian dari Johns Hopkins menunjukkan bahwa tes darah menggunakan AI dan biomarker protein CA-125 serta HE4 dapat meningkatkan deteksi dini kanker ovarium. Metode DELFI-Pro terbukti efektif mendeteksi kanker hingga 100% dalam stadium lanjut, mengurangi hasil positif palsu, dan dapat menggantikan prosedur bedah untuk tumor jinak. Hasil ini menandakan pentingnya kemajuan dalam skrining ovarian yang lebih awal dan efektif.
Sebuah studi dari Johns Hopkins Kimmel Cancer Center dan sejumlah institusi di AS dan Eropa menemukan bahwa tes darah yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi perubahan genetik terkait kanker dan biomarker protein dapat membantu skrining wanita untuk tanda-tanda awal kanker ovarium. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Discovery, memperlihatkan bahwa analisis DNA dan dua biomarker protein (CA-125 dan HE4) meningkatkan akurasi skrining kanser.
Victor E. Velculescu, M.D., Ph.D., menyatakan bahwa “kombinasi kecerdasan buatan, DNA bebas, dan dua biomarker protein dalam tes darah sederhana meningkatkan deteksi kanker ovarium bahkan pada pasien stadium awal. Pendekatan ini berpotensi menjadi metode yang terjangkau dan mudah diakses untuk skrining kanker ovarium secara luas.” Kanker ovarium merupakan penyebab kematian kanker yang umum di kalangan wanita dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 50%.
“Deteksi dini kanker ovarium dapat menyelamatkan nyawa, tetapi kebanyakan wanita didiagnosis terlambat, ketika tingkat kelangsungan hidup jauh lebih rendah,” jelas Jamie Medina, Ph.D. Peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa metode DELFI (DNA Evaluation of Fragments for early Interception) sangat efektif dalam mendeteksi kanker paru-paru. Metode ini memanfaatkan pola DNA yang teratur pada sel sehat dan tidak teratur pada sel kanker untuk pengujian yang akurat.
Studi terbaru melibatkan sampel darah dari wanita dengan kanker ovarium dan tumor ovarium jinak untuk menganalisis efektivitas DELFI-Pro. Metode ini mendeteksi kanker pada 72% hingga 100% pasien dari stadium I hingga IV, jauh lebih tinggi dibandingkan CA-125 yang hanya mendeteksi antara 34% hingga 100%.
Dalam uji coba kedua di AS, DELFI-Pro juga menunjukkan hasil yang berimplikasi, berhasil mendeteksi 73% kanker dan 81% pada jenis kanker ovarium paling agresif dengan hampir tidak ada hasil positif palsu pada wanita tanpa kanker. Dukungan dana untuk penelitian ini berasal dari berbagai yayasan dan lembaga penelitian, termasuk NIH dan fondasi kanker.
Metode ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan prosedur pembedahan bagi wanita dengan tumor jinak yang terdeteksi melalui ultrasound. Peneliti berharap untuk melakukan uji coba lebih lanjut tapi sudah merasakan hasil yang menjanjikan. Velculescu menyimpulkan bahwa pendekatan gabungan ini menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan biomarker yang ada.
Studi ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi liquid biopsy, yang menggunakan AI dan DNA bebas untuk meningkatkan deteksi dini kanker ovarium. Hasil yang menjanjikan dari DELFI-Pro dapat menyelamatkan nyawa dengan memberikan metode skrining yang lebih akurat dan terjangkau. Validasi tambahan melalui uji klinis yang lebih besar akan diperlukan untuk memperkuat efektivitasnya.
Sumber Asli: www.hopkinsmedicine.org
Post Comment