Inovasi Skrining Kanker Esofageal oleh Dr. Sachin Wani
Dr. Sachin Wani mengawasi uji klinis EsoGuard, perangkat baru untuk menilai Barrett’s esophagus dengan metode non-invasif. Ujian ini bertujuan memperluas skrining pasien berisiko kanker esofageal, menghilangkan kebutuhan akan endoskopi yang invasif. Selain itu, penelitian ini juga mendukung analisis DNA untuk mendeteksi risiko kanker esofageal lebih tepat.
Dr. Sachin Wani, anggota University of Colorado Cancer Center, mengawasi uji klinis untuk perangkat baru skrining kanker esofageal. Sebagai ketua di pusat gastroenterologi, ia berfokus pada metode non-endoskopik untuk mendeteksi Barrett’s esophagus, kondisi prekanker. Uji EsoGuard melibatkan menelan balon yang diisi untuk mengumpulkan sel-sel dari esofagus bagian bawah dan dilakukan analisis DNA untuk mendeteksi Barrett’s.
Menurut Wani, banyak pasien berisiko yang tidak menjalani skrining yang memadai karena prosedurnya yang invasif. Saat ini, hanya mereka dengan gejala refluks asam berulang yang diperiksa, namun EsoGuard memperluas kriteria termasuk usia di atas 50, obesitas, dan riwayat keluarga kanker. Ini memberikan alternatif yang lebih mudah dan tidak invasif.
Dalam percobaan klinis, EsoGuard akan dijalankan oleh tim Wani, dan semua peserta akan menjalani endoskopi sebagai konfirmasi hasil. Pengujian ini diharapkan dapat dilaksanakan oleh dokter umum di masa depan menggunakan metode yang sederhana. Prosedur ini memungkinkan pengambilan sampel yang lebih terarah dan akurat dari area yang berkaitan dengan Barrett’s.
Proyek grant NCI juga mencakup pengembangan protokol yang menggunakan analisis DNA terkait AI untuk mendeteksi DNA kanker esofageal. Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi individu berisiko tinggi dan menyesuaikan sistem pengumpulan data dari EsoGuard. Fokus utamanya adalah menentukan siapa yang berisiko berkembang ke kanker esofageal pada pasien dengan Barrett’s.
Dr. Sachin Wani mengawasi trial klinis untuk perangkat baru deteksi kanker esofageal, EsoGuard, yang menawarkan metode skrining non-invasif bagi pasien berisiko. Dengan teknologi ini, lebih banyak orang dapat terdeteksi lebih awal, meningkatkan peluang untuk diagnosis dini. Kombinasi dengan protokol analisis DNA memberikan harapan untuk mengidentifikasi individu yang lebih tepat dan melakukan intervensi lebih awal.
Sumber Asli: news.cuanschutz.edu
Post Comment