Perubahan Sel Imun dalam Kanker Payudara Triple-Negatif
Penelitian BCRF mengungkapkan perubahan sel imun dalam TNBC berpengaruh terhadap respons terapi. Temuan menunjukkan bahwa kelainan pada sel B dapat menjadi biomarker untuk memprediksi efektivitas pengobatan. dengan hanya 15-20% pasien TNBC mendapatkan manfaat dari imunoterapi, fokus pada peran sel B dan interaksi mereka dengan sel myeloid dan neutrofil sangat penting.
Penelitian oleh BCRF, dipimpin oleh Dr. Xiang Zhang, mengidentifikasi perubahan sel imun dalam kanker payudara triple-negatif (TNBC) dan bagaimana perubahan ini dapat mempengaruhi respons terhadap kemoterapi dan imunoterapi. Tim menemukan dua kelainan spesifik pada sel imun yang dapat berfungsi sebagai biomarker dalam menentukan respons pasien terhadap pengobatan. Meskipun kemajuan dalam imunoterapi telah terjadi, hanya 15-20% pasien TNBC yang memperoleh manfaat dari pengobatan ini.
Hasil penelitian mengungkap bahwa tumor dapat memanipulasi lingkungan mikro sekitar untuk menghindari respons sistem imun. Dalam konteks ini, perkembangan sel B dari sumsum tulang sangat penting. Penelitian menunjukkan bahwa kanker dapat menghalangi perkembangan sel B, yang pada gilirannya mengurangi respons imun. Lebih lanjut, sel B yang matang di tumor berkorelasi dengan hasil klinis yang lebih baik untuk terapi imun.
Zhang dan timnya juga menemukan bahwa terdapat tiga subkelompok abnormalitas sel B yang diinduksi tumor (TiBA) dari sampel darah pasien. TiBA 0 tidak menunjukkan perbedaan dengan populasi sel B normal, sementara TiBA 1 dan TiBA 2 menunjukkan pengurangan sel B dan akumulasi sel B yang belum matang, masing-masing. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan pada masing-masing TiBA ini mengarah pada efek imun supresif yang signifikan dan respons pengobatan yang lebih buruk.
Dengan menganalisis interaksi antara sel myeloid, neutrofil, dan sel B yang belum matang, Dr. Zhang menyatakan bahwa pemahaman lebih lanjut tentang perubahan ini dapat membantu memperbaiki terapi. Penelitian mendatang diharapkan dapat mengkarakterisasi molekul lebih dalam untuk menemukan jenis sel B yang dapat digunakan untuk memprediksi respons imun dan hasil terapi. Hal ini mencakup potensi untuk menggunakan biomarker awal dari profil sel imun sebagai indikator status sistem imun pasien.
Hasil penelitian ini berpotensi membantu dalam merancang alat tes darah yang dapat mengidentifikasi pasien yang mungkin mendapat keuntungan dari terapi saat ini dan mereka yang memerlukan perawatan tambahan. Dr. Zhang mencatat, “Dengan informasi baru ini, kita dapat merancang pemeriksaan darah baru untuk mengidentifikasi pasien yang mungkin mendapatkan manfaat dari terapi saat ini.”
Penelitian ini menunjukkan pentingnya pemahaman yang lebih dalam mengenai perubahan sel imun dalam TNBC. Dengan menggunakan biomarker awal, kita dapat memprediksi status imun pasien dan respons terhadap terapi. Menemukan cara untuk mengidentifikasi pasien dengan ketahanan terhadap terapi dapat meningkatkan efektivitas pengobatan. Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk mengimplementasikan penemuan ini dalam praktik klinis.
Sumber Asli: www.bcrf.org
Post Comment