Tes Medis yang Dikenal Selebriti Tanpa Risiko yang Jelas
Influencer mempromosikan tes medis dengan klaim menyelamatkan jiwa, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa banyak informasi ini menyesatkan. Hanya 15% menyinggung risiko, sementara dua pertiga terkait dengan kepentingan finansial. Perhatian pada overdosis dan ketidakakuratan informasi kesehatan muncul dari analisis hampir 1.000 pos di media sosial.
Sebuah penelitian baru meneliti hampir 1.000 pos di media sosial tentang tes medis seperti pemindaian MRI untuk kanker, kadar testosteron, dan kesuburan. Salah satu pos yang menarik perhatian peneliti adalah unggahan Kim Kardashian tentang pemindaian Prenuvo yang dianggap “menyelamatkan jiwa”. Peneliti Brooke Nickel menyadari bahwa banyak pos menjelaskan manfaat tanpa menyebutkan potensi risiko, dengan hanya 15 persen yang membahas bahaya yang mungkin terjadi.
Temuan dari studi ini menunjukkan dua pertiga pos berasal dari akun dengan hubungan finansial ke produk yang dipromosikan. Salah satu masalah utama adalah risiko overdosis, di mana individu dapat didiagnosis dengan kondisi yang tidak akan memerlukan perawatan medis. Dr. Michael Pignone mengingatkan bahwa “lebih banyak informasi tidak selalu lebih baik”, dan ini butuh penjelasan yang lebih mendalam daripada sekadar 140 karakter.
Meskipun mungkin ada manfaat dari tes seperti MRI, mayoritas dari mereka yang tidak menunjukkan gejala mungkin hanya akan menemukan hasil yang tidak relevan. Spesialis dari Prenuvo menanggapi bahwa satu dari 20 orang yang menjalani pemindaian menemukan sesuatu yang “berpotensi menyelamatkan jiwa”. Namun, apalagi, setengah dari pos yang diteliti mendorong orang untuk mendapatkan tes ini meskipun tidak ada bukti kuat bahwa hasilnya bermanfaat bagi orang sehat.
Cerita pribadi yang dibagikan oleh influencer memperkuat daya tarik pos, membuat sulit untuk melawan bukti ilmiah ketika ada narasi menggugah emosi. Tara Kirk Sell menyarankan agar pengguna media sosial mengajukan pertanyaan kritis mengenai motivasi di balik pos tersebut dan memeriksa kelemahan masing-masing pengujian.
Kesimpulan dari penelitiannya adalah bahwa banyak informasi tentang tes medis di media sosial cenderung menyesatkan, dengan sedikit penjelasan mengenai risiko dan kemungkinan overdosis. Sementara influencer mengklaim bahwa tes mengejutkan bisa membantu, penting untuk memahami bahwa informasi medis perlu dilihat secara kritis dan berbasis bukti, bukan pada narasi emosional yang menarik. Waspadai motivasi di balik informasi yang diberikan di pos-pos tersebut.
Sumber Asli: www.nytimes.com
Post Comment