Pencegahan Kanker
AMERICAN CANCER SOCIETY, BOB, BOBBI CONNER, CANCER PREVENTION, CHARLESTON, COLLEGE OF MEDICINE, CONNER, EXERCISE, HOLLINGS CANCER CENTER, LUNG CANCER SCREENING PROGRAM, MEDICAL UNIVERSITY OF SOUTH, MEDICAL UNIVERSITY OF SOUTH CAROLINA, MEDICINE, MU, MUSC, NONE, NORTH AMERICA, NUTRITION, SOUTH CAROLINA PUBLIC RADIO, SOUTH CAROLINA PUBLIC RADIO WITH HEALTH FOCUS, STREAMING, TANNER, U. S. PREVENTIVE SERVICES TASK FORCE, UNITED STATES
Aiden Caldwell
0 Comments
Pembaruan tentang Skrining Kanker Paru
Skrining kanker paru ditujukan untuk mendeteksi kanker lebih awal dan meningkatkan keberhasilan pengobatan. Individu usia 50-80 tahun dengan riwayat merokok yang sesuai adalah yang paling berisiko. Proses skrining yang sederhana memerlukan pemindaian cepat tanpa intervensi kompleks. Meski manfaat kesehatan besar, tingkat partisipasi saat ini masih rendah.
Bobbi Conner berbincang dengan Dr. Nichole Tanner mengenai skrining kanker paru tahunan untuk individu dengan risiko tinggi. Dr. Tanner adalah Profesor di College of Medicine dan Co-Director Program Skrining Kanker Paru di Hollings Cancer Center di MUSC. Skrining bertujuan mendeteksi kanker paru lebih awal, sebelum gejala muncul, guna meningkatkan kemungkinan pengobatan yang berhasil dan kuratif.
Dr. Tanner menjelaskan bahwa rekomendasi saat ini untuk skrining mencakup orang berusia 50 hingga 80 tahun yang merokok atau yang pernah merokok dengan riwayat minimal 20 pack-tahun. Ini berarti merokok satu bungkus sehari selama 20 tahun atau dua bungkus sehari selama 10 tahun. Individu yang sudah berhenti merokok sebaiknya berhenti dalam 15 tahun terakhir.
Proses skrining kanker paru sangat sederhana. Setelah percakapan dengan penyedia layanan kesehatan tentang risiko dan manfaat, dokter akan melanjutkan ke sesi skrining. Pasien hanya perlu berbaring di meja dan melewati pemindai tanpa peralatan yang rumit, dan total waktu yang dibutuhkan sekitar sepuluh menit.
Skrining kanker paru ditujukan untuk menemukan kanker lebih awal, dengan tujuan memulai pengobatan kuratif saat pasien belum menunjukkan gejala. Dr. Tanner menekankan pentingnya skrining, karena sebelumnya banyak pasien yang didiagnosis pada stadium lanjut yang lebih sulit disembuhkan.
Angka keberhasilan dari skrining kanker paru menunjukkan penurunan kematian akibat kanker paru sebesar 20 hingga 25%. Jika dikombinasikan dengan program berhenti merokok, manfaat kematiannya bisa mencapai 35%. Sayangnya, di AS, hanya sekitar 20% orang yang memenuhi syarat untuk skrining yang telah menjalani prosedur ini.
Untuk mengakses skrining, individu dapat meminta melalui penyedia layanan kesehatan primer mereka atau merujuk diri ke berbagai program skrining kanker paru yang tersedia. Di samping itu, Dr. Tanner juga mengungkapkan perkembangan terbaru dalam pengobatan kanker paru yang melibatkan pendekatan multimodal untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien.
Skrining kanker paru adalah alat penting untuk deteksi dini yang dapat meningkatkan peluang pengobatan yang sukses. Rekomendasi yang ada menargetkan individu yang berisiko tinggi, dan proses skrining yang sederhana memungkinkan deteksi kanker secara efektif. Meskipun manfaat yang signifikan terbukti, angka partisipasi masih rendah.
Sumber Asli: www.southcarolinapublicradio.org
Post Comment