Satu dari Tujuh Penerima Medicaid Masuk Panti Jompo Setelah Diagnosis Kanker
Satu dari tujuh pengguna Medicaid dirawat di panti jompo setelah diagnosis kanker, studi menunjukkan, dengan sebagian besar merupakan dual-eligible. Banyak yang tinggal lama dan tipe kanker umum adalah paru, payudara, dan hematologi. Isu kebijakan muncul terkait ketidakcukupan pencakupan biaya kemoterapi dalam perawatan panti jompo.
Sebuah studi menemukan bahwa satu dari tujuh penerima manfaat Medicaid menerima perawatan di panti jompo setelah didiagnosis kanker. Mereka yang menggunakan panti jompo umumnya berkulit putih atau kulit hitam, serta memiliki status dual-eligible untuk Medicaid dan Medicare. Studi ini dipublikasikan dalam Journal of the American Geriatrics Society pada hari Selasa.
Peneliti menganalisis data dari 338.767 penerima Medicaid yang baru didiagnosis kanker antara tahun 2017 dan 2018. Dari semua partisipan, 79,9% tidak pernah pergi ke panti jompo selama periode studi, sementara 10,9% pertama kali tinggal di panti jompo; rata-rata usia mereka hampir 69 tahun, dengan 68,6% berstatus dual-eligible. Dari mereka yang tinggal di panti jompo, 51,2% berkulit putih dan 20,9% berkulit hitam.
Rata-rata waktu mereka masuk panti jompo adalah 7,7 bulan setelah diagnosis kanker, di mana 12,1% mengalami tinggal lama. Jenis kanker yang paling umum terkait dengan masa tinggal di panti jompo adalah kanker paru-paru, payudara, dan hematologi.
Jumlah tinggi orang berstatus dual-eligible yang pergi ke panti jompo setelah diagnosis kanker menjadi isu kebijakan penting. Ini disebabkan oleh fakta bahwa kemoterapi tidak ditanggung oleh Medicare Part A selama tinggal di fasilitas panti jompo, membebani individu yang menghadapi kesenjangan ini.
Setelah dirawat di rumah sakit, pasien kanker baru mungkin tinggal di panti jompo untuk rehabilitasi, dukungan sosial, atau perawatan akhir hayat. Studi ini juga menemukan bahwa 3,8% peserta tinggal di panti jompo sebelum diagnosis kanker, sementara 5,4% tinggal di sana baik sebelum maupun setelah diagnosis kanker.
Studi ini menyoroti hubungan antara diagnosis kanker dan penggunaan panti jompo pada penerima Medicaid. Peluang mereka adalah dual-eligible, yang menjadi perhatian karena tidak adanya cakupan kemoterapi di fasilitas panti jompo. Ada kebutuhan untuk menanggapi masalah kebijakan ini agar dapat mengurangi beban finansial pada pasien dan fasilitas kesehatan.
Sumber Asli: www.mcknights.com
Post Comment