Loading Now

Usia Skrining Kanker Usus Besar Diturunkan, Pendanaan untuk Māori Dihentikan

Pemerintah Selandia Baru menurunkan usia skrining kanker usus besar gratis menjadi 58 tahun, bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan menyelamatkan nyawa. Pendanaan untuk program bagi Māori dan Pasifik dihentikan, dan program ini menjadi sorotan kritik karena dianggap menambah ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan.

Pemerintah Selandia Baru telah menurunkan usia untuk skrining kanker usus besar gratis dari 60 menjadi 58 tahun, mulai Oktober. Langkah ini memungkinkan 122.000 orang Kiwi untuk mendapatkan tes gratis di tahun pertama. Namun, pendanaan sebelumnya untuk menurunkan usia bagi masyarakat Māori dan Pasifik dari 60 menjadi 50 tahun telah dihentikan. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan angka skrining kanker usus, dengan harapan bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Setiap tahun, lebih dari 3.300 orang di Selandia Baru didiagnosis dengan kanker usus besar, dan lebih dari 1.200 meninggal karena penyakit ini. Meskipun pemerintah menyatakan bahwa penurunan usia ini bisa menyelamatkan 178 nyawa dalam 25 tahun mendatang, kritik muncul dari komunitas Māori dan Pasifik. Mereka merasa bahwa keputusan untuk meningkatkan usia justru akan menambah ketidakadilan dalam akses kepada layanan skrining kanker.

Menteri Kesehatan Simeon Brown menjelaskan bahwa langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memastikan layanan kesehatan disediakan berdasarkan kebutuhan. Program skrining kanker usus untuk masyarakat Māori dan Pasifik yang sudah terdaftar antara usia 50 hingga 60 masih bisa melanjutkan, tetapi tidak ada pasien baru yang akan dimasukkan. Juga, terdapat penambahan layanan pengujian untuk meningkatkan partisipasi di komunitas tersebut.

Penurunan usia untuk skrining kanker usus besar di Selandia Baru dari 60 menjadi 58 tahun bertujuan untuk meningkatkan angka partisipasi dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Meski begitu, keputusan ini menuai kritik karena menghentikan pendanaan untuk akses lebih awal bagi masyarakat Māori dan Pasifik, yang dianggap berdampak pada ketidakadilan akses layanan kesehatan. Ada perhatian serius terhadap risiko peningkatan ketidakadilan yang lebih dalam di bidang kesehatan.

Sumber Asli: www.rnz.co.nz

Ravi Patel is an esteemed political analyst and journalist with two decades of experience. He graduated from the London School of Economics and has been at the forefront of reporting key political events shaping the global landscape. Known for his incisive commentaries and analytical pieces, Ravi’s work often dives deep into the political processes behind crucial decisions and their implications for civil society. His sharp insights have made him a trusted figure and sought-after commentator in media outlets worldwide.

Post Comment