Loading Now

5 Hal Penting tentang Kanker Kolorektal yang Perlu Diketahui

Kanker kolorektal adalah penyebab utama kematian kanker di AS, terutama di kalangan orang dewasa muda. Skrining usia 45-49 tahun sangat dianjurkan dan teknologi AI menunjukkan janji dalam deteksi dini. Gaya hidup berperan penting dalam mengurangi risiko. Kanker ini semakin umum dan perlu perhatian lebih terhadap pengobatan dan pencegahan.

Kanker kolorektal (CRC) adalah penyebab kedua kematian akibat kanker di AS. Namun, banyak kasus bisa dicegah atau diobati dengan deteksi dini dan pilihan gaya hidup proaktif. Kesadaran akan kanker ini semakin penting, terutama karena insidensinya meningkat di kalangan orang dewasa muda. Dalam bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, berikut lima hal yang perlu diketahui tentang penyakit ini.

Badan Tugas Layanan Preventif AS (USPSTF) merekomendasikan skrining CRC untuk pasien berusia 45 hingga 49 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa skrining yang meningkat berkaitan dengan penurunan insiden dan mortalitas akibat CRC, sehingga akses skrining untuk kelompok usia ini sangat penting. Saat ini, terdapat berbagai metode untuk melakukan skrining CRC, termasuk tes berbasis tinja dan pemeriksaan visual.

Selain metode tradisional, alat berbasis kecerdasan buatan (AI) menunjukkan potensi dalam deteksi awal. Contohnya, model AI bernama ‘C the Signs’ berhasil mendeteksi risiko CRC dengan sensitifitas 93.8%. Model ini mampu mengidentifikasi pasien berisiko tinggi hingga 5 tahun lebih awal daripada dokter umum, menunjukkan pentingnya teknologi dalam deteksi dini.

Tingkat kanker kolorektal meningkat di kalangan orang dewasa muda, dengan diagnosis pada usia di bawah 55 tahun hampir dua kali lipat dalam dekade terakhir. Penelitian menunjukkan kenaikan kasus CRC stadium lanjut sebesar 8% antara pertengahan 2000 hingga 2019, menandakan perkembangan penyakit yang mengganggu. Kini, 20% kasus CRC terjadi pada individu di bawah usia 55 tahun.

Gaya hidup merupakan faktor penting dalam risiko CRC. Diet tinggi serat dengan banyak buah, sayuran, dan biji-bijian mendukung kesehatan usus dan dapat mengurangi risiko kanker. Sebaliknya, diet tinggi daging merah dan olahan meningkatkan kemungkinan terkena CRC, ditambah dengan risiko yang terkait dengan konsumsi alkohol dan merokok. Perubahan gaya hidup ini dapat membantu mengurangi risiko secara signifikan.

Sekitar 25% pasien dengan CRC memiliki kerabat dekat dengan penyakit tersebut. Risiko ini meningkat jika kerabat didiagnosis sebelum usia 50 tahun. Selain faktor keluarga, sindrom genetik seperti Lynch dan adenomatous familial polyposis juga meningkatkan risiko CRC. Orang dengan riwayat keluarga atau mutasi genetik sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk skrining lebih awal.

Terobosan pengobatan seperti imunoterapi dan terapi yang ditargetkan menawarkan harapan untuk perawatan CRC. Meskipun imunoterapi saat ini efektif hanya untuk 4% hingga 5% pasien CRC, uji klinis kombinasi berpotensi memperluas cakupan terapi ini. Misalnya, terapi yang ditargetkan terhadap mutasi BRAF telah disetujui, menjadi langkah pertama pengobatan lini depan baru dalam 20 tahun untuk CRC metastatic.

Kanker kolorektal adalah masalah kesehatan serius dengan meningkatnya insiden di kalangan orang dewasa muda. Skrining dini dan perubahan gaya hidup adalah kunci untuk pencegahan dan pengobatan. Peningkatan akses terhadap skrining, pemahaman faktor risiko, dan peningkatan dalam terapi baru dapat membantu menanggulangi kanker ini secara lebih efektif.

Sumber Asli: www.ajmc.com

Ravi Patel is an esteemed political analyst and journalist with two decades of experience. He graduated from the London School of Economics and has been at the forefront of reporting key political events shaping the global landscape. Known for his incisive commentaries and analytical pieces, Ravi’s work often dives deep into the political processes behind crucial decisions and their implications for civil society. His sharp insights have made him a trusted figure and sought-after commentator in media outlets worldwide.

Post Comment