Loading Now

Manfaat dan Tantangan Infusi Subkutan dalam Perawatan Kanker

Infusi subkutan (SC) dalam pengobatan kanker mengurangi waktu dan biaya perawatan namun menghadapi tantangan regulasi dan penerimaan oleh pemangku kepentingan. Pendekatan kolaboratif diperlukan untuk mengoptimalkan metode ini.

Infusi subkutan (SC) adalah metode baru dalam pengobatan kanker yang menawarkan banyak manfaat dan tantangan. Metode ini dapat mengurangi waktu pengobatan dan beban operasional bagi penyedia layanan kesehatan. Pengalihan dari kemoterapi intravena (IV) ke subkutan berpotensi menghemat biaya dan meningkatkan pengalaman pasien. Namun, tantangan regulasi dan penerimaan dari pihak pembayar masih menjadi masalah yang perlu diatasi. Raghava Induru, MD, menekankan perlunya pengembangan obat yang lebih baik, uji klinis, dan pendekatan beragam untuk mengoptimalkan administrasi SC.

Seiring dengan kemajuan ilmu medis dan pemahaman tentang patologi kanker, pengobatan menjadi lebih efektif dan kurang invasif. Subkutan menandai kemajuan baru dalam penyediaan perawatan yang lebih berfokus pada pasien dan efisiensi pengobatan. Induru menjelaskan bahwa meskipun kanker bukan hal baru, pengobatannya telah berkembang dari metode bedah pada zaman kuno ke terapi modern.

Setelah ditemukannya kemoterapi selama Perang Dunia II, yang disebabkan oleh reaksi dari gas mustard, terapi berkembang pesat. Prosedur infusi subkutan kini menjadi solusi untuk mengatasi masalah finansial dan operasional yang terkait dengan IV, memberikan lebih banyak pilihan bagi pasien. Infusi SC memberikan keuntungan signifikan seperti mengurangi waktu yang dihabiskan di rumah sakit, yang memungkinkan pasien lebih banyak beraktivitas sehari-hari.

Misalnya, penggunaan daratumumab (Darzalex) dalam infusi SC menghemat waktu administrasi secara keseluruhan sebanyak 62 menit. Dengan waktu perawatan lebih singkat, biaya terkait kunjungan klinik dan overhead administrasi juga menurun. Induru mencatat pentingnya mengidentifikasi biaya langsung dan tidak langsung terkait perawatan.

Dari sudut pandang operasional, infusi SC membantu klinik dan staf kesehatan meminimalkan beban kerja, mengurangi kemungkinan kelelahan, dan mengoptimalkan alokasi sumber daya. Induru juga mengusulkan kemungkinan administrasi SC di rumah, yang dapat mengurangi beban pasien dan staf.

Namun, tantangan tetap ada, seperti potensi reaksi imun akibat konsentrasi sel antigen pada kulit dan kurangnya penelitian tentang bioavailabilitas obat subkutan. Peralihan dari infusi IV ke SC dapat menimbulkan ketidakpastian pada pasien yang terbiasa dengan metode sebelumnya.

Integrasi infusi SC ke dalam sistem kesehatan yang sudah ada menghadapi tantangan seperti pembaruan sistem rekam medis elektronik. Proses persetujuan regulasi juga rumit dan kurangnya model penggantian biaya yang jelas menjadi masalah. Solusinya memerlukan pendekatan kolaboratif dari semua pihak yang terlibat, termasuk produsen dan penyedia layanan kesehatan.

Induru menyimpulkan bahwa “solusi memerlukan kolaborasi antara semua pihak yang terlibat dalam perawatan pasien.” Fokus pada pengalaman pasien, kualitas hidup, dan kolaborasi dapat mengarahkan sistem kesehatan menuju perawatan kanker yang lebih efektif dan berpusat pada pasien.

Infusi subkutan (SC) di bidang perawatan kanker menawarkan waktu pengobatan yang lebih cepat dan dapat mengurangi biaya, namun tetap dihadapkan pada tantangan seperti respons imun yang meningkat dan integrasi ke dalam sistem kesehatan yang ada. Kolaborasi antara semua pihak, termasuk produsen, penyedia, dan pasien, adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Dengan pendekatan yang tepat, perawatan kanker dapat menjadi lebih efisien dan berfokus pada pengalaman pasien.

Sumber Asli: www.pharmacytimes.com

Ines Alvarez is a digital media strategist and journalist who has reshaped online news reporting through innovative storytelling techniques. With a degree from the University of California, Berkeley, Ines utilizes her technological expertise to engage readers through interactive content and immersive narratives. Over a span of ten years, she has covered major events across various platforms, developing a unique voice that resonates with diverse audiences. Ines is also an advocate for journalism education and is often invited to speak at media seminars.

Post Comment