Loading Now

Perbandingan Kemoterapi Neoadjuvant dan Kemoradioterapi pada Kanker Rektum

Neoadjuvant chemotherapy (NAC) dibandingkan dengan neoadjuvant chemoradiotherapy (NACRT) menunjukkan hasil onkologi yang sebanding untuk kanker rektum lanjutan. NAC memiliki keuntungan dalam pelestarian sfingter tetapi dengan pCR yang lebih rendah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk pasien dengan fitur risiko tinggi.

Neoadjuvant chemoradiotherapy (NACRT) telah menjadi pengobatan standar untuk kanker rektum lanjutan lokal (LARC), memberikan keuntungan dalam penurunan ukuran tumor namun berisiko menimbulkan toksisitas akibat radiasi. Seiring berkembangnya regimen kemoterapi yang lebih optimal, neoadjuvant chemotherapy (NAC) muncul sebagai alternatif yang dapat mencapai hasil onkologi yang serupa tetapi dengan mengurangi efek samping terkait radiasi. Meta-analisis ini membandingkan hasil jangka pendek dan panjang dari NAC vs NACRT pada pasien LARC.

Sebuah pencarian literatur sistematis dilakukan di beberapa database daring untuk mengidentifikasi studi relevan hingga 15 Juni 2023. Data dari 10 studi memenuhi syarat dengan total 14,807 pasien (NAC: 1,714; NACRT: 13,093) dianalisis. Hasil yang dianalisis meliputi respons patologis lengkap (pCR), tingkat regresi tumor (TRG), tingkat pelestarian sfingter, dan kejadian advers, serta hasil onkologi jangka panjang seperti kekambuhan lokal, kelangsungan hidup bebas penyakit, dan kelangsungan hidup keseluruhan.

Analisis menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara NAC dan NACRT dalam invasi limfovaskular, invasi perineural, tingkat reseksi R0, kekambuhan lokal, OS, DFS, atau kejadian advers grade 3-4, menandakan efektivitas onkologi yang sebanding. Namun, NAC memiliki tingkat pCR yang lebih rendah (OR: 0.61; 95% CI: 0.45–0.82) dan regresi tumor yang lebih rendah (OR: 0.42; 95% CI: 0.25–0.70) dibandingkan NACRT. Sebaliknya, NAC menunjukkan tingkat pelestarian sfingter yang lebih tinggi (OR: 1.57; 95% CI: 1.14–2.16), menunjukkan keuntungan dalam hasil fungsional. Dalam studi prospektif, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua kelompok mengenai pCR, TRG, atau tingkat pelestarian sfingter.

Temuan ini menunjukkan bahwa NAC dapat mencapai hasil jangka pendek dan panjang yang sebanding dengan NACRT, sekaligus mengurangi paparan radiasi dan meningkatkan kemungkinan pelestarian sfingter. Namun, perlu dicatat bahwa beberapa studi prospektif mengecualikan pasien dengan fitur risiko tinggi yang dapat mempengaruhi generalisasi hasil. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis prospektif berskala besar, diperlukan untuk mengklarifikasi efektivitas NAC pada pasien LARC berisiko tinggi dan untuk menetapkan kriteria seleksi yang lebih baik untuk aplikasinya dalam praktik klinis.

NAC dan NACRT menunjukkan hasil onkologi yang sebanding pada pasien kanker rektum lanjutan. Meski NAC memiliki pCR dan regresi tumor lebih rendah, keuntungannya dalam pemeliharaan sfingter menjadikannya sebagai alternatif menarik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efektivitas NAC pada pasien berisiko tinggi dan menetapkan kriteria pemilihan yang lebih baik.

Sumber Asli: www.physiciansweekly.com

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment