Apakah Ukuran Badan Berdampak pada Risiko Kanker?
Studi baru menunjukkan bahwa spesies lebih besar mengalami kanker lebih sering, tetapi beberapa, seperti gajah, memiliki mekanisme pelindung. Temuan ini membantu memahami kanker dan dapat menjanjikan inovasi dalam pengobatan kanker manusia.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) menunjukkan bahwa spesies yang lebih besar umumnya memiliki tingkat tumor yang lebih tinggi. Namun, spesies seperti gajah yang tumbuh besar dengan cepat, memiliki mekanisme biologis yang kuat untuk melawan kanker. Penelitian ini menggunakan dataset besar, termasuk laporan autopsi hewan, dan menemukan tren bahwa hewan yang lebih besar cenderung mengalami kanker lebih sering, meskipun beberapa spesies besar seperti gajah memiliki adaptasi unik yang mengontrol pertumbuhan tumor.
Dr. Joanna Baker, salah satu peneliti dari University of Reading, menjelaskan bahwa ketika spesies berevolusi menjadi lebih besar, mereka juga mengembangkan kemampuan luar biasa untuk melawan kanker. Gajah, misalnya, memiliki mekanisme biologis yang memadai untuk mengendalikan pertumbuhan tumor. Pada manusia, hubungan antara ukuran dan kanker lebih kompleks, karena faktor medis dan lingkungan berperan besar.
Menariknya, penelitian ini menemukan pengecualian, seperti burung parkit biasa yang memiliki tingkat kanker 40 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan, dan tikus telanjang yang menunjukkan hampir tidak memiliki resistensi terhadap kanker. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang pengembangan kanker di berbagai spesies dan berpotensi menawarkan metode pengobatan inovatif untuk kanker pada manusia di masa depan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hewan yang lebih besar memiliki risiko kanker yang lebih tinggi namun juga memiliki mekanisme alami untuk melawan kanker. Gajah adalah contoh spesies besar yang dapat mengontrol tumor secara efektif. Meski hasilnya bervariasi di antara spesies, penelitian ini dapat membantu mengembangkan strategi pengobatan baru untuk kanker dalam kedokteran manusia.
Sumber Asli: m.economictimes.com
Post Comment