Loading Now

Kisah Keajaiban: Perjuangan Vanessa Melawan Kanker Usus Besar

Vanessa didiagnosis kanker usus besar stadium lanjut pada 2014. Setelah mencoba berbagai pengobatan, ia menemukan imunoterapi pembrolizumab di Kimmel Cancer Center yang membantunya. Dengan kecacatan genetik yang teridentifikasi, terapi ini mengubah hidupnya, membuatnya bisa menikmati waktu bersama keluarga. Vanessa kini aktif membantu orang lain dan bersyukur atas kesempatan hidup yang baru.

Vanessa didiagnosis kanker usus besar stadium lanjut pada 2014, menjelang ulang tahunnya yang ke-60. Kanker telah menyebar ke perut dan hati, dan setelah operasi lima jam serta hampir setahun kemoterapi yang melelahkan, tidak ada pilihan pengobatan yang tersisa. Dalam keadaan putus asa, ia mencari cara pengobatan di seluruh negeri, bertekad untuk mencoba apa saja demi kesembuhan.

Suatu ketika, cucunya Zion bertanya apakah ia percaya pada keajaiban. Munculnya keyakinan itu mendorong Vanessa mencari solusi. Ia menemukan informasi tentang Klinik Imunoterapi Kanker Bloomberg-Kimmel, yang menjanjikan harapan baru. Obat baru bernama pembrolizumab sedang diuji coba di Kimmel Cancer Center, dan Vanessa berdoa agar ini adalah keajaiban yang ia butuhkan.

Riset genetik menunjukkan mutasi gen yang mengakibatkan kesalahan penyalinan DNA, yang selanjutnya dapat menyebabkan kanker usus besar. Penemuan ini membuktikan bahwa kesalahan genetik dapat menarik perhatian sistem imun. Pembrolizumab bekerja dengan mengaktifkan kembali respons imun terhadap sel kanker, memberi harapan baru bagi pasien kanker dengan kecacatan perbaikan kesalahan.

Vanessa yang ternyata positif mengalami kecacatan ini bergabung dalam uji coba pembrolizumab. Berkat dukungan dari donor utama, ia merasakan perubahan signifikan saat tumor menyusut hingga 60%. Selama terapi imun, ia merasa lebih baik dibandingkan kemoterapi sebelumnya. “Sekarang saya seorang nenek buyut, setiap hari adalah berkah,” ujarnya.

Vanessa aktif melakukan kegiatan sosial dan berbagi kisahnya untuk membantu orang lain yang ragu mengikuti uji coba klinis. Ia sangat berterima kasih kepada tim medisnya atas perawatan dan penjelasan yang memadai. “Saya sangat bersyukur. Saya bisa melihat cucu-cucu saya lulus dan kuliah,” tuturnya. Kemenangan ini memberi Vanessa waktu berharga bersama keluarganya, mengubah hidupnya untuk lebih baik.

Kisah Vanessa menunjukkan bagaimana imunoterapi dapat memberikan harapan baru bagi pasien kanker yang putus asa. Dengan penemuan mutasi genetik dan pengobatan pembrolizumab, ia berhasil mengalahkan kanker yang mengancam nyawanya. Keberanian Vanessa untuk mencari pengobatan dan berbagi pengalamannya mampu menginspirasi banyak orang, terutama yang ragu akan langkah pengobatan klinis.

Sumber Asli: hub.jhu.edu

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment