Loading Now

CEM Tingkatkan Deteksi Kanker Payudara dibanding Mammografi Energi Rendah

CEM meningkatkan deteksi kanker payudara hingga 90%, dibandingkan hanya 10% dengan mammografi energi rendah. Meskipun lebih efektif, CEM juga meningkatkan jumlah rekomendasi biopsi dan hasil positif palsu. Penelitian lebih lanjut diperlukan agar dapat digeneralisasikan.

Kontras-ditingkatkan mammografi (CEM) terbukti meningkatkan deteksi kanker payudara dibandingkan dengan mammografi energi rendah dalam pengaturan skrining, menurut penelitian yang diterbitkan pada 11 Maret di Radiology. Tim yang dipimpin oleh Joao Horvat, MD, dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center, menemukan bahwa CEM mampu mendeteksi 90% kanker payudara, sedangkan mammografi energi rendah hanya 10% dan mammografi energi rendah yang dikombinasikan dengan ultrasound seluruh payudara 50%.

CEM telah menarik perhatian ahli gambar payudara karena menghasilkan gambar energi rendah yang sebanding dengan mammografi digital penuh 2D. Gambar gabungan dari CEM setara dengan MRI, tetapi dengan biaya yang lebih rendah. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ultrasound seluruh payudara tidak meningkatkan deteksi kanker dengan MRI skrining. Horvat dan rekan-rekannya menyelidiki apakah tren yang sama berlaku untuk CEM dan membandingkan kinerja CEM dengan mammografi energi rendah.

Data dikumpulkan antara 2014 dan 2019 dari 468 wanita dengan usia rata-rata 54 tahun. CEM mendeteksi delapan dari sembilan kanker yang ditemukan, sedangkan mammografi energi rendah dengan ultrasound menemukan empat, dan satu terdeteksi oleh mammografi energi rendah saja. CEM secara signifikan lebih baik dalam mendeteksi kanker dibandingkan teknik lainnya. Namun, jumlah rekomendasi biopsi yang dihasilkan juga lebih tinggi.

Hasil perbandingan menunjukkan bahwa CEM memiliki tingkat deteksi kanker 17.1 per 1,000, sedangkan mammografi energi rendah memiliki 2.1 dan 8.5 untuk kombinasi dengan ultrasound. Pada sisi lain, CEM juga menyebabkan lebih banyak hasil positif palsu dan rekomendasi biopsi, tetapi memiliki nilai prediktif positif (PPV) yang lebih tinggi. Tim peneliti menyarankan agar penggunaan ultrasound seluruh payudara yang bersifat tambahan dapat dihindari saat melakukan CEM.

Para penulis studi meminta penelitian lebih lanjut dengan data populasi yang lebih beragam untuk mengetahui apakah hasil penelitian mereka dapat digeneralisasikan. Penelitian tambahan juga dapat melibatkan biopsi yang dipandu oleh CEM untuk mengurangi eksplorasi tambahan dengan MRI.

Penelitian menunjukkan bahwa CEM secara signifikan lebih efektif dalam mendeteksi kanker payudara dibandingkan dengan mammografi energi rendah dan kombinasi ultrasound. Namun, CEM juga menyebabkan lebih banyak rekomendasi biopsi dan hasil positif palsu. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memperluas hasil ini kepada populasi yang lebih beragam.

Sumber Asli: www.auntminnie.com

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment