Mutasi Kanker Ovarium: Kesamaan dan Perbedaan di Antara Populasi
Penelitian oleh Huntsman Cancer Institute dan Emory University mengungkap bahwa wanita kulit hitam dengan kanker ovarium memiliki mutasi mirip populasi lain, tetapi juga perbedaan yang mungkin penting dalam pengobatan. Kanker ovarium sering didiagnosis terlambat, dengan prevalensi yang lebih tinggi di wanita kulit hitam dan perbedaan dalam tingkat kelangsungan hidup. Penemuan ini dapat membantu meningkatkan pengobatan untuk semua wanita dengan kanker ovarium.
Analisis genetik mendalam terhadap individu dengan kanker ovarium, yang dipimpin oleh peneliti dari Huntsman Cancer Institute dan Emory University, mengungkapkan bahwa wanita kulit hitam memiliki mutasi hampir identik dengan populasi lain yang diteliti. Namun, ada perbedaan yang signifikan yang mungkin berdampak klinis, menunjukkan pentingnya penelitian di berbagai populasi untuk meningkatkan pengobatan kanker ovarium secara umum.
Kanker ovarium sering didiagnosis pada tahap lanjut karena kurangnya gejala yang jelas dan pendekatan skrining yang efektif. Diperkirakan lebih dari 12.000 wanita akan meninggal akibat penyakit ini pada tahun 2024, memicu penelitian federal dan swasta untuk memahami penyebab serta pengobatan optimal.
Studi ini melibatkan individu berusia 20 hingga 79 tahun yang didiagnosis dengan kanker ovarium serosa tinggi, yang paling umum. Teknologi pengurutan tumor canggih digunakan untuk meneliti karakteristik tumor.
Kayleigh Lawson-Michod, peneliti utama dan ahli epidemiologi molekuler, menegaskan bahwa studi ini unik karena merupakan analisis besar pertama tentang mutasi tumor di individu kulit hitam dengan kanker ini. Hasil penelitian dibandingkan dengan database atlas genom kanker (TCGA) yang mayoritas sampelnya berasal dari individu kulit putih.
Hasilnya menunjukkan bahwa meski ada kemiripan dalam mutasi, wanita kulit hitam memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun 43%, lebih rendah dibandingkan 51% untuk semua wanita Amerika. Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak dapat dijelaskan oleh komposisi genetik tumor.
Penelitian menemukan bahwa mutasi KRAS lebih umum pada individu kulit hitam, dan HRD lebih prevalen di kelompok ini. Kondisi ini berdampak pada peluang pengobatan yang mungkin terlewatkan. Joellen Schildkraut, peneliti utama lainnya, menyatakan pentingnya karakterisasi kanker ovarium di populasi yang kurang diteliti untuk membantu pengambilan keputusan klinis.
Hasil studi ini telah diterbitkan dalam Cancer Research, didukung oleh National Institutes of Health/National Cancer Institute, dan Huntsman Cancer Foundation.
Penelitian ini menyoroti kesamaan dan perbedaan penting dalam mutasi kanker ovarium antar populasi, terutama pada wanita kulit hitam. Hal ini menunjukkan pentingnya studi lebih lanjut untuk menciptakan terapi yang lebih efektif dan beradaptasi terhadap karakteristik genetik yang berbeda di setiap kelompok. Penemuan terkait KRAS dan HRD diharapkan dapat menginformasikan pengobatan yang lebih baik untuk semua penderita kanker ovarium.
Sumber Asli: www.news-medical.net
Post Comment