Loading Now

Risiko Kanker dan Konsumsi Alkohol: Apa yang Perlu Diketahui

Laporan jenderal kesehatan AS mengungkap bahwa alkohol meningkatkan risiko tujuh jenis kanker. Konsumsi rendah atau moderat alkohol masih dalam perdebatan terkait manfaat dan risiko. Penelitian menunjukkan bahwa bahkan konsumsi sedikit alkohol dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker, tanpa ada level aman yang diakui. Kesadaran akan dampak kesehatan dari alkohol sangat diperlukan.

Awal tahun ini, jenderal kesehatan AS, Vivek Murthy, merilis laporan penting yang memperingatkan bahwa konsumsi alkohol meningkatkan risiko setidaknya tujuh jenis kanker. Murthy juga menyerukan agar minuman beralkohol diberi label peringatan kanker sama seperti kemasan rokok. Laporan ini memicu perhatian terhadap risiko yang sering diabaikan banyak orang.

Hubungan antara alkohol dan kanker bukanlah hal baru; lebih dari 35 tahun lalu, alkohol pertama kali dianggap sebagai karsinogen. Tim Naimi, epidemiolog alkohol di Universitas Victoria, Kanada, mengungkapkan bahwa hubungan ini tidak terlalu kontroversial. Namun, tingkat konsumsi alkohol yang memicu peningkatan risiko kanker masih belum jelas, juga bagaimana mengimbanginya dengan potensi manfaat moderat bagi kesehatan jantung.

Penting bagi masyarakat untuk memahami apa itu konsumsi rendah atau moderat. Emmanuela Gakidou dari Institute for Health Metrics and Evaluation mengatakan banyak orang menikmati minum dan tidak ingin diberi tahu bahwa hobi mereka bisa berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa alkohol memang berkontribusi terhadap risiko kanker, meski sulit untuk menjalankan uji coba acak pada alkohol.

Berbagai studi kohor telah menunjukkan hubungan antara alkohol dan peningkatan risiko kanker. Salah satu analisis meta besar pada tahun 2015 menunjukkan bahwa risiko beberapa kanker meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi alkohol. Namun, penelitian ini memiliki kelemahan, karena faktor lain seperti kebiasaan merokok juga berpengaruh. Peneliti harus mengontrol faktor-faktor kontributor lain yang bisa meningkatkan risiko kanker.

Etil alkohol, yang dipecah menjadi asetaldehida, merupakan zat beracun yang dapat merusak DNA dan telah diteliti melalui berbagai cara, termasuk eksperimen hewan dan studi laboratorium. International Agency for Research on Cancer (IARC) telah mengklasifikasikan alkohol sebagai karsinogen untuk manusia sejak 1988, dan setiap peninjauan ulang memperkuat pandangan ini.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa alkohol meningkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan, kotak suara, esofagus, kanker payudara pada wanita, kanker kolorektal, dan kanker hati. Batasan untuk risiko kanker bervariasi di setiap negara karena definisi mengenai satuan minum standar berbeda-beda. Laporan dari jenderal kesehatan AS menyimpulkan bahwa 17 di antara 100 wanita yang tidak minum atau hanya minum less dari satu minuman standar dapat mengembangkan kanker.

Risiko naik menjadi 22 di antara 100 untuk wanita yang minum dua gelas per hari. Untuk pria, risiko meningkat dari 10 di antara 100 sampai 13 di antara 100 kaki, dengan perbedaan terbesar pada jenis kanker payudara.

Pengetahuan tentang batas minimal konsumsi rendah untuk meningkatkan risiko kanker masih dalam penelitian. Jürgen Rehm melaporkan bahwa untuk kanker payudara, risiko meningkat bahkan untuk setengah minuman per hari. Namun, laporan menyatakan tidak ada ambang batas aman tertentu yang diakui.

Panjang dari pembahasan mengenai rendah dan moderat dalam konsumsi alkohol membuat kesimpulan sulit, terutama karena banyak orang yang berhenti minum karena masalah kesehatan. Peneliti menyebut mereka sebagai “sick-quitters”. Nick Sheron melakukan penghitungan risiko konsumsi alkohol dibandingkan merokok dan menemukan bahwa minum satu botol anggur per minggu setara dengan risiko kanker sama dengan pria yang merokok lima rokok per minggu dan wanita sepuluh rokok.

Konsekuensi dari konsumsi alkohol sangat nyata dan risiko meningkat meski pada tingkat yang rendah. Kolaborasi antara peneliti akan sangat penting untuk membangun kesadaran akan dampak kesehatan dari alkohol.

Laporan kesehatan baru-baru ini menunjukkan konsumsi alkohol meningkatkan risiko kanker. Konsumsi alkohol dianggap aman berada dalam perdebatan, terutama terkait manfaat kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada level konsumsi yang aman yang tidak meningkatkan risiko kanker, dengan setidaknya tujuh jenis kanker terkait dengan alkohol. Pengetahuan mengenai risiko ini harus diperluas agar masyarakat dapat membuat keputusan sadar.

Sumber Asli: www.nature.com

Ines Alvarez is a digital media strategist and journalist who has reshaped online news reporting through innovative storytelling techniques. With a degree from the University of California, Berkeley, Ines utilizes her technological expertise to engage readers through interactive content and immersive narratives. Over a span of ten years, she has covered major events across various platforms, developing a unique voice that resonates with diverse audiences. Ines is also an advocate for journalism education and is often invited to speak at media seminars.

Post Comment