Uji Coba Teknologi Pemindaian Baru untuk Pasien Kanker Prostat
Uji coba teknologi pemindaian PSMA PET/CT untuk kanker prostat berisiko tinggi dilaksanakan di Inggris. Pemindaian baru ini mengkhususkan diri dalam deteksi lebih baik dibanding metode saat ini, dan dapat mempengaruhi pilihan pengobatan. Diharapkan hasilnya akan memberikan manfaat signifikan bagi pasien di masa depan.
Teknologi pemindaian baru yang menggunakan PSMA PET/CT akan diuji dalam uji klinis senilai £1,89 juta, dipimpin oleh Profesor Hash Ahmed di Imperial College London. Uji coba ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi dan pengobatan kanker prostat berisiko tinggi dengan menskalakan hingga 1000 pria di Inggris. Ketepatan dalam mendeteksi sebaran kanker sangat penting, namun pemindaian saat ini seringkali tidak efektif.
PSMA PET-CT menggabungkan pemindaian PET dan CT untuk mendeteksi kanker prostat dengan lebih baik. Metode ini terbukti lebih efektif dalam mengidentifikasi kanker yang lebih kecil dan tersebar dibandingkan dengan kombinasi pemindaian CT dan pemindaian tulang yang umum dilakukan saat ini. Uji klinis ini akan membandingkan kedua metode pemindaian untuk menentukan pendekatan terbaik dalam pengobatan.
Selama uji coba, pria dengan kanker prostat berisiko tinggi akan dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Salah satu kelompok akan menerima pengobatan berdasarkan temuan pemindaian standar, sedangkan yang lainnya berdasarkan hasil pemindaian PSMA PET/CT. Peneliti akan mengikuti perkembangan kesehatan mereka selama 24 dan 48 bulan setelah pemindaian untuk mengevaluasi keakuratan metode baru ini.
Professor Hashim Ahmed mengatakan, “Pemindaian PSMA PET/CT memungkinkan kita untuk melihat segalanya sekaligus dan mendeteksi lesi yang lebih kecil, sehingga mengurangi risiko terlewatnya penyebaran kanker”. Ketidakpastian mengenai pengobatan yang tepat akan dicari jawabannya dalam uji coba AVIDITY.
Uji klinis PSMA PET/CT bertujuan untuk memverifikasi efektivitas dan akurasi pemindaian baru dalam mendeteksi kanker prostat yang berisiko tinggi. Hasil dari penelitian ini dapat berpotensi mengubah standar pemindaian dan pengobatan, memberikan rencana perawatan yang lebih personal bagi pasien yang terkena.
Sumber Asli: www.imperial.ac.uk
Post Comment