Kebakaran Hutan Meningkatkan Risiko bagi Pasien Pemulihan Kanker Paru
Penelitian menunjukkan pasien kanker paru yang pulih di area kebakaran hutan memiliki durasi inap rumah sakit yang lebih panjang. Studi ini menekankan perlunya pedoman kesiapsiagaan bencana untuk populasi rentan. Ditemukan rata-rata masa inap 9,4 hari untuk yang terpapar dibanding 7,5 hari untuk yang tidak terpapar, dengan konsekuensi ekonomi dan klinis yang signifikan.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan asap kebakaran hutan berisiko meningkatkan angka kematian pasien pemulihan pasca operasi kanker paru-paru. Penelitian oleh American Cancer Society dan Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa pasien yang dirawat di fasilitas terpengaruh kebakaran mengalami masa inap di rumah sakit yang lebih lama. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan akan pedoman respons dan kesiapsiagaan bencana bagi populasi pasien yang rentan. Studi ini dipublikasikan di Journal of the National Cancer Institute.
Metodologi penelitian mencakup analisis data dari 1.070 pasien dengan kanker paru-paru non–small cell (NSCLC) yang menjalani lobektomi atau pneumonektomi antara 2004 dan 2021. Rata-rata usia pasien adalah 69,3 tahun, sebagian besar perempuan dan non-Hispanik kulit putih. Paparan didefinisikan sebagai deklarasi bencana kebakaran dari FEMA pada saat perawatan. Perbandingan dilakukan 1:1 antara pasien yang terkena dampak dan yang tidak.
Hasil utama menunjukkan pasien pemulihan pasca-operasi di lokasi kebakaran hutan mengalami masa inap hampir 2 hari lebih lama. Rata-rata lama inap pasien terpapar adalah 9,4 hari dibanding 7,5 hari untuk yang tidak terpapar. Lama inap yang lebih lama tercatat pada semua tahap operasi yang direkomendasikan untuk NSCLC. Hal ini memiliki implikasi ekonomi penting dan mempengaruhi pengelolaan klinis untuk pasien setelah operasi.
Dr. Leticia Nogueira menekankan bahwa “data ini sangat penting, karena saat ini tidak ada pedoman untuk melindungi keselamatan pasien pemulihan kanker paru selama kebakaran di AS.” Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengevaluasi apakah lama inap yang lebih lama meningkatkan hasil perawatan selama bencana. Temuan ini perlu dipertimbangkan dalam pedoman kesiapsiagaan untuk populasi pasien rentan.
Kesimpulan dari penelitian ini menyoroti dampak serius kebakaran hutan terhadap pemulihan pasien kanker paru. Lama inap yang lebih lama berpotensi menciptakan tantangan ekonomi bagi pasien dan sistem perawatan kesehatan. Pentingnya dibuatnya pedoman untuk melindungi pasien selama bencana ditonjolkan, demi menjamin kesehatan dan keselamatan mereka.
Sumber Asli: ascopost.com
Post Comment