Pengembangan ADC Baru untuk Kanker Ovarium FRα+
Dr. Kathleen N. Moore membahas ADC baru untuk kanker ovarium FRα+, termasuk luveltamab tazevibulin dan rinatabart sesutecan yang telah mendapatkan fast track dari FDA. Evaluasi efektivitas ADC memerlukan pemahaman biomarker dan toksisitas, sehingga dapat membantu dalam pemilihan pasien yang optimal.
Dr. Kathleen N. Moore, seorang profesor di Gynecologic Oncology, membahas perkembangan baru terkait antibody-drug conjugates (ADCs) yang mengenai kanker ovarium FRα+. Saat ini, terdapat sekitar 20 agen potensial yang sedang dalam penyelidikan. Contoh agen tersebut adalah luveltamab tazevibulin (luvelta) yang berbeda dari mirvetuximab soravtansine-gynx (Elahere) dan memerlukan penilaian klinis independen.
Salah satu ADC baru, rinatabart sesutecan (Rina-S), telah mendapatkan penunjukan fast track dari FDA pada Januari 2024 untuk pengobatan kanker ovarium resisten platinum. Rina-S mengandung antibodi yang diarahkan ke FRα dan diberi payload inhibitor topoisomerase 1, exatecan, dan sedang dievaluasi dalam uji coba fase 3 (NCT06619236).
Untuk mengevaluasi efektivitas ADC, pemahaman mengenai ekspresi biomarker dan peranannya dalam memprediksi respons sangat penting. Selain itu, perlu dipahami apakah tingkat ekspresi FRα mempengaruhi durasi respons. Penelitian di masa depan juga harus melibatkan data korelatif dan translasi yang kuat. Idealnya, ADCs harus menunjukkan aktivitas yang signifikan dengan efek samping yang terkendali dan mampu meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan agen lain.
Perluasan paradigma terapi kanker ovarium memerlukan pemahaman lebih dalam tentang konteks molekuler dan profil toksisitas. Dengan penelitian yang terus berlanjut, diharapkan framework yang lebih presisi untuk mengintegrasikan agen-agen ini ke dalam praktik klinis akan muncul.
Pengembangan antibody-drug conjugates (ADCs) untuk kanker ovarium terus berlangsung dengan fokus pada agen yang menargetkan FRα. Evaluasi efektivitas dan pemahaman mendalam tentang biomarker dan profil toksisitas sangat penting untuk pemilihan pasien. Penelitian yang berlanjut diharapkan dapat memfasilitasi integrasi ADC ke dalam terapi kanker ovarium.
Sumber Asli: www.onclive.com
Post Comment